Tradisi Perayaan Iduladha di Indonesia yang Unik, Apa Saja?

ERA.id - Salah satu Hari Raya yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia adalah Idul Adha. Adapun salah satu rangkaian yang ditunggu-tunggu saat Idul Adha yaitu pemotongan hewan kurban, yang selanjutnya daging hewan kurban tersebut akan dibagi-bagikan kepada golongan dan orang-orang yang tidak mampu. Di Indonesia sendiri hewan ternak yang paling banyak dikurbankan adalah sapi dan kambing. Selain identik dengan penyembelihan hewan kurban, masyarakat Indonesia juga mempunyai tradisi perayaan Idul Adha yang unik. Kira-kira apa saja tradisi perayaan Idul Adha di Indonesia? Simak ulasannya di bawah ini.

Tradisi Meugang, Aceh

Tradisi Meugang diselenggarakan oleh masyarakat Aceh ketika hari besar keagamaan Islam sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan dan kemakmuran yang diberikan di tanah Aceh. Tradisi yang sudah terselenggarakan sejak ratusan tahun yang lalu ini identik dengan makan-makan bersama dengan menu daging sapi atau kerbau yang diolah dalam berbagai jenis masakan. Sejarah tradisi Meugang bermula pada masa kerajaan Aceh yang memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Hingga saat ini, untuk menyambut hari-hari besar Islam, masyarakat Aceh tetap melestarikan tradisi Meugang.

Tradisi Gamelan Sekaten, Cirebon

Gamelan Sekaten merupakan perayaan khas Cirebon yang secara turun temurun dipercaya sebagai salah satu dari bagian dakwah Sunan Gunung Jati saat menyebarkan Islam di tanah Cirebon. Gamelan Sekaten selalu dibunyikan setiap merayakan hari besar agama Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, dan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Alunan Gamelan yang terdengar di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan penanda bahwa umat Islam di Cirebon sedang merayakan hari kemenangan.

Tradisi Apitan, Semarang

Apitan adalah sebuah tradisi yang digelar oleh masyarakat di Semarang sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang mereka dapatkan dari Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini biasanya diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan gunungan hasil tani dan ternak, yang nantinya akan diambil secara berebutan oleh masyarakat sekitar. Perayaan tradisi Apitan diyakini sebagai kebiasaan Wali Songo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan hari raya Idul Adha.

Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta

Tradisi Grebeg Gunungan (Pixabay)

Grebeg Gunungan adalah tradisi masyarakat Yogyakarta saat Idul Adha, di mana warga muslim Yogyakarta akan membawa arak-arakan hasil bumi dari halaman Keraton hingga Masjid Gede Kauman. Arak-arakan hasil bumi ini terdiri dari gunungan berjumlah 3 buah, yang tersusun dari rangkaian sayuran dan buah. Masyarakat Yogyakarta meyakini, siapa saja yang berhasil meraih hasil bumi yang disusun dalam gunungan, maka mereka akan menerima keberkahan rezeki. Tradisi gunungan juga diselenggarakan pada saat hari raya Idul Fitri tradisi, yang dinamakan sengan nama Grebeg Syawal.

Tradisi Manten Sapi, Pasuruan

Tradisi unik perayaan Idul Adha lainnya adalah Tradisi Manten Sapi. Tradisi ini menjadi bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih. Selanjutnya, warga Pasuruan akan merias sapi yang akan dikurbankan secantik mungkin, dengan cara dikalungi bunga tujuh rupa, kemudian dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah. Penggunaan kain kafan adalah simbol kesucian bagi orang yang berkurban. Kemudian setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban. Daging sapi kurban yang mengikuti tradisi Manten Sapi pun akan diolah untuk disantap berbarengan.

Demikianlah beberapa tradisi perayaan Idul Adha di Indonesia yang biasanya diselenggarakan menjelang Hari Raya Kurban.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…