Rumah di Jalur Sesar Palu Koro Amblas dan Mengambang

Jakarta, era.id - Gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengakibatkan sejumlah daerah rusak berat. Salah satunya berada di Perumnas Balaroa, Kota Palu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyebab kerusakan parah di sana karena lokasi tersebut dilalui jalur sesar Palu Koro, yaitu sesar pemicu gempa di Sulteng.

"Posisinya Perumnas Patobo berada tepat sekali dengan sesar Palu Koro yang tempat jalannya gempa tadi. Demikian juga Perumnas Balaroa berada dalam sesar Palu Koro," kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Wilayah tersebut rata dengan tanah, bahkan terendam oleh lumpur hitam. Saat gempa terjadi, Perumnas Balaroa tanahnya mengalami amblas. Namun ada juga yang permukaan tanahnya naik setinggi rumah. Peristiwa ini mengakibatkan 744 rumah tertimbun tanah.

"Saat turun ambles 5 meter, tetapi ada juga jalan yang naik setinggi rumah 2 meter. Nah di sini kita belum tahu berapa jumlah korban yang tertimbun di dalam rumah perumnas ini," kata dia.

Dalam proses evakuasi korban di wilayah itu, Sutopo mengatakan, BNPB mengalami kesulitan. Evakuasi bahkan masih dilakukan secara manual lantaran alat berat sulit untuk dikerahkan.

"Evakuasi kita lakukan secara manual, alat berat dikerahkan di sini juga kesulitan. Akses menuju ke sini juga mengalami kesulitan. Dan kita tidak tahu korban masyarakat yang tertimbun berada di mana," tutur dia.

Sutopo memperkirakan, lebih dari 1.200 orang tertimbun reruntuhan di lokasi ini. Namun data ini masih sebatas perkiraan, belum menjadi data resmi dari BNPB. 

"Di beberapa media menyebutkan jumlah korban 1.203 tetapi itu bukan resmi yang keluar dari posko tanggap darurat. Itu adalah data perkiraan," ujar dia.

Tag: prayforpalu prayfordonggala prayforsulteng