Sejarah Tugu Proklamasi, Monumen Peringatan Kemerdekaan Indonesia

ERA.id - Salah satu sejarah yang penting untuk kita ketahui adalah sejarah Tugu Proklamasi. Sebab, Tugu Proklamasi ditetapkan sebagai monumen peringatan. Dari sejarahnya, lokasi Tugu Proklamasi merupakan tempat pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan wakilnya, Moh. Hatta. Dari pembacaan teks proklamasi itulah awal mula Indonesia lahir sebagai negara yang merdeka.

Sejarah Tugu Proklamasi

Sejarah Tugu Proklamasi diawali pada masa kemerdekaan. Pada mulanya, lokasi pembangunan merupakan tempat tinggal sang Proklamator yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat. Saat ini, setelah 70 tahun berlalu, lokasi tersebut sudah berubah sebagai kawasan monumen dengan luas sekitar empat hektare dengan beberapa monumen, antara lain patung perunggu raksasa Soekarno-Hatta, Tugu Petir, dan satu marmer hitam yang bertuliskan Naskah proklamasi, dan juga Tugu Wanita.

Selain itu, jalan tersebut sudah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Sedangkan, sejak tahun 1960, tempat tinggal Soekarno yang dijadikan sebagi lokasi tempat pembacaan naskah proklamasi sudah tidak ada lagi.

Tugu Nasional (Monumen Nasional). (Foto: Pixabay)

Soekarno yang saat itu sudah tinggal di Istana Negara, menyepakati usul Wakil Gubernur Jakarta saat itu, Henk Ngantung, untuk melakukan renovasi. Namun renovasi belum juga terealisasi. Hingga akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1961, Soekarno melakukan pencangkulan pertama untuk pembangunan Tugu Petir. Selanjutnya, tertera tulisan yang dicantumkan dalam tugu, "Di sinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta."

Dari semua bangunan yang ada di dalam sejarah Tugu Proklamasi, hanya Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia saja yang berkaitan langsung dengan nuansa revolusi. Dari sejarahnya, tugu tersebut diresmikan saat sekutu masih berkuasa, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1946.

Setelah 27 tahun kemerdekaan, Tugu Proklamasi pun diresmikan pada tahun 1972. Delapan tahun selanjutnya, Presiden Soeharto ikut meresmikan Monumen Soekarno-Hatta yang terlihat megah dengan 17 jumlah pilar-pilar di belakang patung besar kedua tokoh sebagai lambang tanggal proklamasi.

Soekarno Membongkar Tugu

Pada tanggal 15 Agustus 1960, tugu peringatan proklamasi dibongkar oleh Soekarno. Pasalnya, sejak 1956 pamor Tugu Proklamasi memang sudah turun.

Padahal, Tugu Proklamasi sempat dijadikan lambang resmi Jakarta selepas pemulihan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949.

Sebelumnya, Soekarno sudah sempat mengumumkan berita terkait rencana pembongkaran Tugu Proklamasi. Soekarno mengungkapkan bahwa tugu di Jalan Pegangsaan Timur tersebut bukanlah Tugu Nasional, melainkan Tugu Linggarjati dan harus dihancurkan.

Sebuah rumor beredar bahwa salah satu alasan dibongkarnya Tugu Proklamasi tersebut karena peresmiannya dijalankan oleh Sjahrir, salah seorang tokoh kunci dalam Perundingan Linggarjati.

Alasan lainnya, tugu tersebut juga dinilai tidak memenuhi kriteria sebagai Tugu Nasional yang diinginkan Soekarno. Tugu Proklamasi dianggap dapat menjadi penghalang kekuatan spiritual baru dalam Tugu Nasional (Monumen Nasional) yang mulai dibangun satu tahun berikutnya.

Sejak 1958, Soekarno memang sudah memiliki ambisi untuk mendirikan Tugu Nasional. Soekarno bercita-cita menjadikan Jakarta sebagai pusat segala kemegahan arsitektur.

Demikianlah ulasan tentang sejarah Tugu Proklamasi, semoga informasi ini menambah wawasan kita.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…