Tidur Lama di Akhir Pekan Bisa Perpanjang Hidup
Dilansir dari Men'sHealth, Minggu (7/10/2018), penelitian Stockholm University berpendapat, orang dewasa yang tidur hingga lima jam setiap malam meningkatkan risiko kematian. Namun, ketika orang yang hanya tidur lima jam semalam setiap hari dan kurangnya tidur itu diganti pada akhir pekan, risiko kematian pun menjadi turun.
Ini fakta dan sudah dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research. Pada penelitian itu, para ilmuwan melihat data tentang kebiasaan tidur dari 43.000 orang di bawah 65 tahun. Mereka mempelajari catatan kematian yang diambil 13 tahun setelah data awal diperoleh, untuk menentukan apakah dan bagaimana kebiasaan tidur berdampak pada kematian.
Tentu saja, faktor-faktor lain seperti pendidikan, indeks massa tubuh, dan merokok yang terjadi bertahun-tahun, juga jadi faktor kematian. Tapi, dari penelitian tadi, para peniliti berkesimpulan, tidur panjang di akhir pekan dapat mengimbangi kurangnya tidur pada hari kerja.
Temuan penelitian ini mungkin mengejutkan, karena para ahli tidur sebelumnya telah menyarankan agar tidak mencoba untuk 'balas dendam' tidur pada akhir pekan. Tahun lalu misalnya, ilmuwan yang mengamati tidur, Matthew Walker mengatakan, tidur tidaklah seperti bank yang bisa ditabung.
"Anda tidak dapat mengumpulkan utang (tidur) dan melunasinya kemudian. Jika kamu tidak tidur sepanjang malam, dan kemudian malam berikutnya kamu diberikan waktu tidur yang kamu inginkan, itu tidak mengembalikan apa-apa," kata Matthew.
Meski begitu, dari kedua penelitian ini punya kesepakatan yang sama, yaitu tidur yang cukup (enam-tujuh jam) di setiap malam adalah cara yang paling baik untuk mengurangi risiko kematian.