Sejarah Paskibraka di Indonesia, Diinisiasi oleh Presiden Soekarno di Tahun Pertama Kemerdekaan
ERA.id - Sejak awal kemerdekaan Indonesia, Paskibraka telah menjadi simbol penting dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan. Namun tahukah Anda sejarah Paskibraka di Indonesia tidak langsung tercipta setelah kemerdekaan?
Sejarah panjang dan berharga dari Paskibraka di Indonesia menggambarkan semangat patriotisme, dedikasi, dan pengabdian generasi muda dalam memperingati momen penting dalam sejarah negara.
Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi jejak-jejak sejarah Paskibraka dan berperan dalam memupuk semangat nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia.
Siapa yang pertama kali menemukan Paskibraka?
Paskibraka pertama kali dibentuk oleh Husein Mutahar. Meskipun gagasan untuk mengibarkan Bendera Pusaka oleh pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia berasal dari Presiden Soekarno, namun pelaksanaannya diwujudkan oleh Husein Mutahar.
Selain itu, penting juga untuk dicatat bahwa Husein Mutahar juga merupakan pencipta lagu "Syukur" dan "Hari Merdeka", yang dinyanyikan selama Upacara Kemerdekaan.
Sejarah Paskibraka di Indonesia
Beberapa hari sebelum perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang pertama, Presiden Soekarno memberikan tugas kepada ajudannya, Mayor M. Husein Mutahar, untuk merencanakan Upacara.
Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pertama tersebut diperingati pada tanggal 17 Agustus 1946, di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Pada saat itu, tercetuslah ide di pikiran Mutahar bahwa akan lebih baik jika pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari berbagai wilayah Tanah Air, karena mereka mewakili generasi penerus perjuangan bangsa yang memiliki tanggung jawab.
Namun, karena pelaksanaan ide tersebut tidak memungkinkan, Mutahar hanya mampu mengumpulkan lima pemuda (3 laki-laki dan 2 perempuan) yang berasal dari berbagai daerah dan sedang berada di Yogyakarta.
Lima pemuda pengibar bendera tersebut, menurut Mutahar juga mencerminkan Pancasila. Sejak saat itu hingga tahun 1949, pengibaran bendera pusaka di Yogyakarta tetap dilakukan dengan cara yang serupa.
Awal Formasi 17-8-45 Paskibraka
Pada tahun 1948, Walikota Husein Mutahar tidak lagi bertanggung jawab atas pengibaran Bendera Pusaka. Namun, Husein Mutahar dipanggil kembali oleh Soeharto untuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tugasnya adalah menangani urusan pengibaran Bendera Pusaka.
Dalam menjalankan tugas pengibaran Bendera Pusaka, Paskibraka memiliki formasi khusus. Formasi ini termasuk barisan dan susunan dalam baris yang tidak terbentuk secara kebetulan, melainkan disusun untuk tujuan dan tugas tertentu.
Formasi yang digunakan oleh Paskibraka adalah 17-8-45. Angka-angka ini merujuk pada tanggal kemerdekaan Indonesia. Konsep formasi ini diidealisasikan oleh Walikota Husein Mutahar dan Idil Sulaeman, dan kemudian diadopsi oleh Presiden Soeharto pada tahun 1967 untuk mempersiapkan upacara bendera dalam peringatan HUT RI.
Formasi 17-8-45 terdiri dari tiga kelompok, masing-masing dengan tugasnya sendiri. Kelompok pertama adalah Kelompok 17, yang berfungsi sebagai pemandu atau pengiring. Kelompok kedua adalah Kelompok 8, yang menjadi kelompok inti yang membawa bendera. Sedangkan Kelompok 45 adalah kelompok ketiga, yang bertanggung jawab sebagai pengawal selama pengibaran bendera berlangsung.
Selain sejarah paskibraka di Indonesia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…