Mengenal Apa Itu Gempa Swarm dan Contoh Kejadiannya
ERA.id - Terjadi dentuman misterius dari dalam tanah di Desa Moncek Tengah, Sumenep, Jawa Timur, pada Sabtu (12/8/2023). Setelah ditelurusi, dentuman ternyata berasal dari gempa swarm.
Berdasarkan kejadian di Sumenep, dentuman yang terdengar sejak pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WB ini mirip tumbukan di bawah tanah. Sebenarnya, apa itu gempa swarm?
Apa Itu Gempa Swarm?
Dikutip Era.id dari situs resmi BPBD Kab. Purworejo, gempa swarm merupakan serangkaian gempa dengan magnitudo kecil yang memiliki frekuensi kejadian sangat tinggi dan interval antargempa cukup rapat serta durasi yang lama di suatu kawasan. Tidak ada gempat utama kuat (mainshock) dalam aktivitas gempa swarm.
Secara umum, gempa ini terjadi akibat transport fluida, intrusi magma, atau migrasi magmatis yang memicu deformasi batuan di bawah permukaan tanah di sekitar zona gunung api. Gempa swarm bisa terjadi di kawasan nonvulkanik, tetapi hal tersebut terbilang sangat jarang.
Dilansir National Geographic, terkadang gempa swarm terdiri atas ratusan atau ribuan gempa kecil atau sedang. Gempa jenis ini banyak yang dihubungkan dengan gunung api meletus, sedangkan yang lainnya jauh aktivitas utama apa pun.
Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah gempa swarm terjadi di Indonesia. Pada awal 2021, dari 23 Januari hingga 20 April 2021, terjadi serangkaian gempa swarm di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Tercatat, gempa tersebut telah terjadi lebih dari 63 kali dengan magnitudo yang variatif, tetapi tergolong kecil, yaitu antara magnitudo M 0,8 hingga M 3,9.
Pada Kamis, 22 Juli 2021, gempa swarm terjadi di wilayah Mamasa, Sulawesi Barat dengan magnitudo utama M 5,2. Analisis BMKG menunjukkan bahwa episenter gempa tersebut berada pada koordinat 2,95 derajat LS dan 119,37 derajat BT. Tercatat, sejak 5 Juli 2021 hingga 21 Juli 2021 terjadi 33 gempa swarm di wilayah tersebut.
Gempa swarm juga sempat terjadi di wilayah Ambarawa dan sekitarnya. Sejak akhir Oktober 2021 hingga akhir November 2021, tercatat wilayah tersebut mengalami 46 gempa swarm.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara, gempa swarm ke-46 terjadi pada Kamis (25/11/2021), pukul 00.10 WIB. Gempa tersebut memiliki kekuatan magnitudo 2,8 dan berpusat di 7.30 LS,110.41 BT. Gempa terasa di beberapa wilayah, seperti Ambarawa, Banyubiru, Temenggungan, Pojoksari, Brongkol, Kalipawon, dan Tegalrejo.
Perbedaan Gempa Susulan dan Gempa Swarm
Dilansir United States Geological Survey (USGS), gempa swarm merupakan urutan sebagian besar gempa kecil tanpa mainshock yang bisa diidentifikasi. Gempa jenis ini bisa berumur pendek, tetapi bisa berlanjut hingga berbulan-bulan. Gempa ini terjadi berulang-ulang di lokasi yang sama.
Sementara, gempa susulan merupakan rangkaian gempa setelah gempa utama (yang kekuatannya lebih besar) pada patahan. Gempa ini terjadi tidak jauh dari zona patahan dan menjadi bagian dari “proses penyesuaian” usai terjadi slip utama pada patahan.
Gempa susulan bisa berlanjut selama berhari-hari jika mainshock-nya sangat besar, tetapi frekuensinya menjadi lebih jarang terjadi seiring berjalannya waktu. Itulah penjelasan dari apa itu gempa swarm serta perbedaannya dengan gempa susulan.