Profil Srettha Thavisin: Pengusaha Properti Terbesar di Thailand yang Menjadi Perdana Menteri

ERA.id - Srettha Thavisin baru-baru ini menjadi sorotan, lantaran pengembang properti terbesar di Thailand tersebut terpilih menjadi perdana menteri. Artikel ini akan mengulas terkait dengan profil Srettha Thavisin dan beberapa hal yang jarang diketahui oleh orang.

DIlansir dari Reuters, Srettha yang kini berusia 61 tahun memenangkan suara di parlemen untuk menjadi perdana menteri. Pemilihan tersebut terjadi beberapa jam setelah pendiri partai populistiknya, Thaksin Shinawatra, kembali ke Thailand setelah 15 tahun dalam pengasingan diri dan langsung ditahan.

"Merupakan suatu kehormatan untuk terpilih menjadi perdana menteri," kata Srettha kepada wartawan setelah pemungutan suara.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua rakyat Thailand... Saya akan melakukan yang terbaik," ujar Srettha dengan senyum lebar, sebelum dikelilingi oleh kamera televisi. Dia menolak menjawab pertanyaan sebelum konfirmasi kerajaan atas pemilihannya.

Pemungutan suara pada Selasa mendapatkan dukungan dari anggota parlemen yang pro-militer yang telah menghalangi Partai Move Forward yang progresif, yang memenangkan pemilu pada Mei, dari berkuasa.

Sebaliknya, golongan konservatif melihat Srettha dan partainya Pheu Thai, yang menduduki posisi kedua dalam pemilu, lebih dapat diterima. Partai ini telah melakukan perjanjian dengan mantan musuh-musuh lamanya, yang kini berada di partai pro-militer, untuk membentuk pemerintahan di ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara.

Profil Srettha Thavisin

  1. Berasal dari Keluarga Pebisnis

Dari keluarga dengan koneksi kuat dalam elit bisnis, Srettha memulai karirnya di Procter & Gamble (PG.N) cabang Thailand setelah belajar ekonomi dan manajemen di Amerika Serikat.

  1. Mendirikan Perusahaan Properti Terbesar di Thailand

Pada tahun 1990, bersama sepupunya, ia mendirikan perusahaan yang kemudian berkembang menjadi pengembang properti Sansiri, yang akhirnya menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Thailand.

srettha thavisin sebelumnya merupakan pengusaha properti (Twitter)

Pada tahun 2022, Sansiri yang tercatat di Bursa Efek Bangkok (SIRI.BK) mencatatkan pendapatan sebesar 34,9 miliar baht ($1,01 miliar) dan laba bersih sebesar 4,2 miliar baht. Saham pengembang ini naik lebih dari 8% di Bangkok pada Selasa, menuju sesi terbaiknya dalam hampir tujuh bulan.

Bulan ini, Chuwit Kamolvisit, tokoh yang kerap mengkritik pemerintahan, mengklaim bahwa Srettha, saat memimpin Sansiri, terlibat dalam kesalahan dalam dua transaksi tanah. Baik Sansiri maupun Srettha membantah tuduhan tersebut.

  1. Fans Liverpool

Sebagai penggemar berat klub sepak bola Inggris, Liverpool, yang sering membagikan foto anjing di media sosialnya, Srettha secara fisik mencolok di antara rekan-rekan partainya dengan tinggi 1,92 meter.

  1. Dianggap Mirip dengan Thaksin

Transisinya dari dunia bisnis ke jabatan perdana menteri mengingatkan pada Thaksin, yang mendapatkan kekayaannya dari telekomunikasi sebelum menjadi apa yang ia sebut sebagai "CEO perdana menteri".

Militer menggulingkan Thaksin dalam kudeta 2006 dan pemerintahan yang dipimpin oleh saudarinya, Yingluck Shinawatra, pada tahun 2014.

Bagi Srettha, menjadi pendatang baru dalam politik memiliki keuntungan tetapi juga risiko yang mungkin terjadi, menurut analis dan orang-orang yang mengenalnya.

  1. Tidak Takut Bicara Jujur

Rekan partai dan dua rekan bisnis menggambarkan Srettha sebagai orang yang bicara lurus dan tidak takut berbicara terus terang.

"Ia belum benar-benar beradaptasi untuk menjadi seorang politisi," kata salah satu rekan bisnis. "Banyak politisi merasa tidak nyaman di sekitarnya, mereka khawatir tidak dapat mengendalikannya atau mempengaruhinya."

  1. Dipertanyakan Independensinya

Meskipun dia mungkin tidak terbebani oleh kewajiban politik lama, pada saat yang sama dia kekurangan dukungan politik baik di dalam partai maupun di masyarakat umum.

Hal ini menimbulkan pertanyaan sejauh mana Srettha dapat menjadi pribadi yang independen, terutama dengan sosok Thaksin yang kini kembali dari pengasingan diri dan, dalam beberapa hal, kembali ke panggung politik.

"Srettha adalah pendatang baru dalam politik," kata Titipol Phakdeewanich, dekan fakultas ilmu politik di Universitas Ubon Ratchathani.

"Koneksi bisnis dan pengalaman mungkin membantu gaya manajemennya dan mendukung kebijakan ekonomi, tetapi ada pertanyaan apakah dia benar-benar independen dari Thaksin."

Selain profil srettha thavisin, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman