Pj Gubernur Heru Akui Siram Jalan Kurangi Polusi Udara di Jakarta, Kamu Sepakat?

ERA.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memperkirakan penyemprotan di sejumlah ruas jalan protokol Ibu Kota dengan mobil pemadam kebakaran secara rutin, dapat mengurangi polusi udara.

"Tadi saya minta diskusi dengan Menteri LHK, katanya kalau jalan disiram itu lebih memudahkan menurunkan PM 2,5," kata Heru, Sabtu kemarin.

Heru menyebutkan, penyemprotan ini masih terus dilihat dan dievaluasi hasilnya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

"Saya tunggu hasilnya dan pendapatnya dari Bu Menteri, kalau itu positif kita jalankan terus. Kalau memang ada negatifnya kita hentikan," ujar Heru.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengerahkan sedikitnya 20 mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah ruas protokol Ibu Kota dalam rangka mengurangi polusi udara.

"Terkait dengan penanganan polusi, Dinas Pemadam Kebakaran mulai kemarin, sudah menurunkan 20 unit mobil pemadam kebakaran dengan personel 200 (orang) yang akan melakukan penyiraman," kata Heru saat meninjau Lintas Raya Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) di Jakarta, Jumat (25/8).

Penyiraman tersebut dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pada pagi hari pukul 10.00 WIB dan siang hari pukul 14.00 WIB. Adapun sejumlah ruas jalan yang akan dilakukan penyemprotan di Jakarta, antara lain Cawang (Jakarta Timur), Blok M (Jakarta Selatan), Patung Kuda (Jakarta Pusat) dan Slipi (Jakarta Barat).

Respons peneliti

Peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan dari Universitas Indonesia, Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSC menjelaskan bahwa menyiram air ke jalan tak menyelesaikan polusi udara secara keseluruhan.

Menyiram air ke jalan mungkin bisa mengurangi debu, tapi polusi udara sebagian besar sifatnya gas dari sisa pembakaran tak sempurna kendaraan bermotor. "Sumbernya adalah kendaraan bermotor yang menyebabkan pencemaran udara semakin tinggi," kata Budi.

Daripada ramai-ramai menyiram air ke jalan, Budi lebih menyarankan warga lebih sering menggunakan transportasi publik. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan dan dengan demikian mengurangi gas sisa pembakaran tak sempurna kendaraan bermotor.

"Kendaraan yang baik itu kendaraan yang tidak mengeluarkan pencemaran udara. Biasanya rata-rata kecepatan 30-110 km per jam, di bawah itu pembakarannya tidak sempurna. Itu karbon monoksida keluar kan pas macet kecepatannya pelan kan. Supaya tidak terjadi pembakaran yang tidak sempurna beralih public transport," pungkasnya.