Angka Kelahiran Total Berhasil Diturunkan Jadi 2,14, Kepala BKKBN Tekankan Pentingnya Tingkatkan Kualitas SDM

ERA.id - Pemerintah berhasil menurunkan angka kelahiran total menjadi 2,14 dalam upaya mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan mewujudkan sumber daya manusia berkualitas.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan bahwa angka kelahiran total, yang menunjukkan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang perempuan selama usia suburnya (15 -49 tahun), sudah turun dari 5,6 pada 1971 menjadi 2,14 pada 2022.

"Rata-rata 2,1 itu sudah cukup rendah," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis (31/8/2023).

Hasto mengatakan bahwa angka kelahiran total 2,14 bisa menjadi salah satu bekal untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Indonesia Emas itu menurut arahan Bapak Presiden, kita bisa mencapai peringkat empat atau lima besar ekonomi dunia, kalau tenaga kita cukup," katanya.

Dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, menurut dia, penurunan angka kelahiran total mesti disertai dengan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Kita perlu mempersiapkan SDM generasi mendatang yang mampu bersaing di segala bidang," katanya.

Dalam rapat penelaahan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana nasional (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting pada Rabu (30/8), Hasto mengemukakan perlunya akselerasi pencapaian sasaran program Bangga Kencana dan penurunan stunting dalam upaya mewujudkan SDM yang berkualitas.

Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan pentingnya memperkuat perencanaan awal anggaran untuk mengoptimalkan pelaksanaan program.

"Anggaran kecil bukan menjadi alasan tidak tercapainya target, karena sudah tahu anggarannya kecil, targetnya besar, maka dari awal kita perkuat rencananya apa," katanya.

"Awalnya itu, planning (perencanaan) harus mapan. Jadi, bagaimana menggunakan uang yang sedikit ini bisa menghasilkan hasil yang besar, itulah tantangannya. Bagaimana dengan anggaran yang sedikit ini manfaatnya bisa banyak," ia menambahkan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)) 2020-2024 Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana dalam Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 mencakup enam sasaran program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana, antara lain meningkatnya penggunaan kontrasepsi modern.

Sasaran lainnya yakni, turunnya angka kelahiran total, turunnya kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, turunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) usia 15-19 tahun, meningkatnya indeks pembangunan keluarga, dan meningkatnya median usia kawin pertama perempuan.