Bantah Keras Mirna Tewas Akibat Kopi Sianida, Ahli Forensik dr Djaja Surya Atmadja Akui Sempat Tak Dipanggil Jadi Saksi

ERA.id - Ahli forensik dr Djaja Surya Atmadja menjadi perbincangan publik usai membantah keras Mirna tewas akibat kopi sianida. Bahkan, ia mengaku sempat tak dipanggil menjadi saksi saat persidangan.

Belakangan ini, film dokumenter Netflix Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menjadi sorotan lantaran dinilai banyak kejanggalan, salah satunya didukung oleh pernyataan dari Dr Djaja Surya Atmadja.

Kepada Dokter Richard Lee, Dr Djaja Surya mengenang saat memeriksa jenazah Mirna. Ketika mengecek lambung Mirna, ia mengatakan tidak mencium aroma sianida di dalam tubuh kembaran Sandy Salihin ini.

"Nggak merah, biru terus saya tekan (perutnya) biar keluar hawa kan, saya nggak nyium (sianida) sama sekali," ujarnya, dikutip dari akun Instagram @lambegosiip.

"Saya kan dosen sianida selama 30 tahun. Kalau mahasiswa lagi otopsi, saya masuk kamar otopsi, biasanya sianida kecium," lanjutnya.

Maka dari itu, dokter forensik ini yakin Mirna meninggal dunia bukan karena sianida. Ia tidak melihat tanda-tanda pada bagian tubuh jenazah Mirna yang meninggalnya akibat sianida.

"Saya yang penelitinya (sianida). Karena nggak mencium apa-apa, ya sudahlah saya bilang dia mau salahin saya nggak bisa, berkasnya Mirna segini (bertumpuk) yang tebalnya," paparnya.

Walau telah memberikan penjelasan soal penemuannya diberkas, sang dokter mengaku tidak dipanggil Jaksa untuk diperiksa BAP. Padahal, yang patut menjadi saksi dalam kasus itu adalah dokter forensik yang melakukan otopsi.

"Di BAP dipanggil pengadilan, kecuali saya. Saya nggak dipanggil sama Jaksa. Kan mestinya untuk menguatkan itu dipanggil saya," paparnya.

"Orang mati, yang ahlinya dokter kan? Nah jadi kesaksian dokter harusnya fungsi utama. Karena itu namanya scintific kan. Yang diumumin nih orang yang melakukan pemeriksaan," lanjutnya.

Hingga akhirnya, kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan yang mencari dan menghubunginya untuk datang dalam persidangan kasus kematian Mirna.

"Kasus itu dipegang Pak Otto, dia baca itu satu-satu. Pak Otto kan bukan tipe pengacara ada gitu, diserahkan anak buahnya. Dia pergi ke suatu tempat buat dibaca. Terus, dia bilang kok ini nggak dihadirkan? Cari orang ini, saya dicari, dihubungi Pak Otto," jelasnya.

Dokter Djaja Surya Atmadja mengungkapkan jika Dokter Slamet, ahli lainnya juga merasa tidak menemukan sianida dalam tubuh Mirna. Ia mengatakan merasa tidak menemukan sianida dalam tubuh Mirna Salihin. 

Djaja mengungkapkan darah di lambung Mirna warnanya hitam. Bahkan, ditemukan radang bulat monosit yang sudah ada sejak lama. Ia menduga radang bulat dilambung Mirna adalah penyakit maag kronis dan bukanlah sianida menjadi penyebab kematian.

"Saya sangat yakin karena itu bisa nyium sianida, saya bilang 'saya yakin ini bukan sianida'. Dan satu lagi, ada dogma di forensik. Kalau ada orang mati tidak wajar, kalau nggak ada diotopsi, tidak ada sebab mati," katanya.

"Kalau tidak semuanya mungkin berarti tidak ada tersangka. Makanya Pak Otto yakin oh ini tidak ada, karena tanda-tanda dari luar nggak ada, di dalam tidak ada," lanjutnya.

Unggahan itu dibanjiri respon netizen. Sebagian netizen menduga Mirna meninggal bukan karena sianida. Namun, sebagian netizen yakin jika Mirna meninggal memang karena sianida.

"Kata gw juga mirna tuh asam lambungnya lagi kumat," tulis akun @hareem_aiwaa*****.

"Masuk angin duduk kali ya gaes. Soal nya dulu ada tetangga juga gitu meninggal kejang kejang mulut berbusa," komentar akun @septi_di****.

"Pertanyaanku kenapa Jes pesan kopi duluan sebelum Mirna datang dan kenapa sedotan sudah di siapkan di buka dari bungkusnya kenapa, terus kenapa celana Jes saat kejadian di buang dan kenapa kok bisa kebetulan robek aaah entahlah," ungkap akun @patimah_anju******.

"Pesen kopi duluan, cari tmpt yang jauh dari CCTV, nyusun paper bag di meja, celana di buang, itu aja udah aneh," lanjut akun @nstrsky****.

Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menjawab berbagai pertanyaan dan memecahkan misteri yang menyelubungi sosok Jessica Wongso. Banyak orang yang terlibat dalam pembunuhan itu juga diundang ke film ini.

Film ini membuat para penonton merasa banyak kejanggalan saat penetapan Jessica Wongso sebagai pelaku pembunuhan yang mendapatkan hukuman penjara 20 tahun. Banyak sekali kejanggalan kasus kopi maut sianida yang menjerat Jessica Wongso.

Mulai dari sosok ayah Mirna digambarkan sebagai orang yang memiliki kepribadian arogan dan narsistik. Kemunculan Jessica untuk berbicara dengan durasi yang sangat sedikit, itupun kemudian dia tidak diizinkan diinterview. Suami Mirna dan ketiga hakim tidak diwawancarai.

Selain itu, Mirna tidak diotopsi dan hanya diambil sampel pada lambung, empedu dan hati itupun usai 3 hari kematian. Bahkan, tidak ada bukti yang secara langsung menyebut Jessica pembunuhnya, hanya teori dari JPU dan saksi ahli saja.

Bahkan, pihak Jessica tidak diberi ruang untuk berbicara, bahkan dokter dari RSCM masih diragukan oleh pengadilan. Terakhir, ayah Mirna ingin kasus ini cepat selesai dan harus Jessica yang bersalah serta mendapatkan hukuman penjara.