Alasan dan Dampak Operasi Badai Al-Aqsa yang Dibalas Operasi Padang Besi
ERA.id - Serangan Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat memiliki kode Operasi Badai Al-Aqsa. Ini adalah agresi terbesar yang pernah dialami Israel sejak Perang Yom Kippur pada 1973.
Hamas melakukan serangan tiba-tiba secara besar-besaran dari Gaza ke Israel. Hamas menyebut, pihaknya menembakkan 5.000 roket ke wilayah Israel. Serangan ini langsung direspons oleh Israel dengan Operasi Padang Besi. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.
Alasan Digelarnya Operasi Badai Al-Aqsa
Dilansir Aljazeera, Operasi Badai Al-Aqsa adalah respons terhadap semua kekejaman yang diterima oleh warga Palestina selama beberapa dekade. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Hamas, Khaled Qadomi.
"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa," ungkap Khaled.
"Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini," lanjutnya.
Di tempat lain, Komandan Militer Hamas, Mohammed Deif, mengatakan bahwa serangan ini adalah pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina. Dia mengajak semua orang untuk mengangkat senjata.
"Setiap orang yang mempunyai senjata harus mengeluarkannya. Waktunya telah tiba," kata Deif.
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menjelaskan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa sesuai rencana. Mereka meminta pertanggungjawaban Israel atas agresi yang pernah dilakukannya.
"Operasi Badai Al-Aqsa berjalan sesuai rencana," ungkap juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, berdasarkan saluran satelit Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas.
"Perlawanan Palestina dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas agresinya terhadap masjid suci Al-Aqsa dan para pejuang Palestina yang ditahan."
"Ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengalahkan pendudukan," tambah Abu Ubaida.
Dia juga menyeru kepada warga Palestina yang ada di Tepi Barat dan di dalam Israel untuk "terlibat dalam pertempuran." Brigade Al-Qassam menyebut, Operasi Badai Al-Aqsa dimulai dengan serangan roket dengan target bandara, beberapa lokasi musuh, dan pangkalan militer.
Pihak Israel menyatakan dalam "kondisi siap berperang" usai sejumlah faksi Palestina yang ada di Jalur Gaza meluncurkan roket-roket pada Sabtu pagi ke wilayah Israel, berdasarkan laporan otoritas penyiaran Israel.
Roket yang ditembakkan dari beberapa lokasi tidak sepenuhnya berhasil menyerang Israel. Sistem pertahanan Iron Dome Israel mencegah banyak roket tersebut, menurut koresponden Anadolu.
Korban Perang Hamas dan Israel
Operasi Badai Al-Aqsa direspons dengan Operasi Padang Besi oleh Israel. Akibatnya, sedikitnya 413 orang tewas di Gaza dan 2.300 lainnya terluka, ungkap beberapa pejabat Palestina.
Dilaporkan, beberapa rumah sakit di Gaza dipenuhi pasien usai Israel melakukan serangan balasan. Sehari berselang, rudal-rudal kembali ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel selatan, ungkap wartawan BBC.
Sementara, salah satu serangan Hamas dilakukan di acara festival musik Supernova di kawasan gurun di Israel bagian selatan. Sejauh ini, tim penyelamat mengakku menemukan lebih dari 250 mayat di tempat tersebut.
Festival musik Supernova dilaksanakan tidak jauh dari jalur masuk kelompok Hamas ke wilayah Israel. Sejumlah pejabat keamanan Israel menyebut, serangan Hamas secara keseluruhan menyebabkan lebih dari 700 orang Israel tewas dan sedikitnya 2.000 orang terluka.
Itulah berbagai informasi mengenai Operasi Badai Al-Aqsa dari Hamas dan Operasi Padang Besi dari Israel. Untuk mendapatkan informasi terbaru lainnya, ikuti terus Era.id.