Mengenal Apa Itu CoolSculpting dan Efek Sampingnya
ERA.id - Diet dan olahraga adalah cara yang baik dan sehat untuk mengurangi lemak di tubuh. Namun, sebagian orang merasa lemak pada bagian tertentu sulit dihilangkan dengan dua metode tersebut.
Untuk mengatasinya, sebagian orang memilih CoolSculpting. Ini merupakan metode pengurangan lemak tubuh yang non-invasif, yaitu tidak melibatkan sayatan, anestesi, dan pemasukan alat ke dalam tubuh. Sebagian dari Anda mungkin masih bingung dengan apa itu CoolSculpting. Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut.
Mengenal Apa Itu CoolSculpting
CoolSculpting merupakan metode pengurangan lemak bermerek yang disebut cryolipolysis. CoolSculpting telah mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA), yaitu badan pengawas makanan dan obat Amerika Serikat.
Dilansir MedicalNewsToday, CoolScuplting dilakukan untuk mengurangi lemak tubuh, tetapi risikonya lebih kecil dibandingkan metode pengurangan lemak tradisional, misalnya sedot lemak. Meski demikian, masyarakat tetap perlu waspada dengan beberapa potensi efek samping yang mungkin muncul.
CoolSculpting juga termasuk bentuk cryolipolysis. Cryolipolysis bekerja dengan memanfaatkan suhu beku untuk memecah sel-sel lemak. Sel lemak lebih mudah terpengaruh suhu dingin dibandingkan sel-sel lain sehingga sel lain tidak akan rusak, misalnya kulit atau jaringan di bawahnya.
Selama pelaksanaan prosedur, dokter menyedot kulit yang ada di atas area jaringan lemak ke dalam aplikator yang mendinginkan sel-sel lemak. Suhu dingin yang dihasilkan membuat area tersebut mati rasa, beberapa orang merasakan sensasi sejuk.
Secara umum, prosedur CoolSculpting dilakukan selama 35–60 menit, bergantung area yang ingin dihilangkan lemaknya. Prosedur ini tidak memiliki downtime sebab tidak ada kerusakan pada kulit atau jaringan.
Meski demikian, Anda perlu bersiap jika ada efek samping yang terjadi. Setelah menjalani prosedur CoolSculpting, sebagian orang melaporkan rasa sakit di area penyedotan. Hal tersebut kemungkinan memilki sensasi yang sama dengan sensasi setelah latihan intensif atau cedera otot ringan. Beberapa orang lain melaporkan rasa perih, kencang, perubahan warna ringan, bengkak, dan gatal.
Lemak di tubuh tidak akan langsung hilang setelah prosedur. Diperlukan waktu sekitar 4–6 bulan hingga sel lemak yang dihajar itu lenyap dari tubuh. Selama masa tersebut, luas lemak akan menurun, rata-rata sebesar 20%.
Tingkat Keberhasilan CoolSculpting
CoolSculpting dan bentuk cryolipolysis yang lain punya tingkat keberhasilan dan kepuasan tinggi. Meski demikian, prosedur ini hanya punya efek pengobatan pada area yang dituju, tidak menyeluruh. Selain itu, prosedur ini juga tidak memiliki efek mengencangkan kulit.
CoolSculpting juga tidak berefek secara maksimal pada semua orang. Efek terbaik dari prosedur ini bisa didapatkan oleh orang-orang yang mendekati berat badan ideal dengan lemak yang bisa terjepit di area membandel. Berdasarkan penelitian tahun 2017, prosedur CoolSculpting efektif, khususnya bagi orang-orang yang punya massa tubuh lebih rendah.
Gaya hidup dan faktor lainnya kemungkinan berperan. Perlu diingat bahwa CoolSculpting bukan perawatan penurunan berat badan, apalagi obat ajaib bagi orang dengan gaya hidup tidak sehat. Orang yang tidak memperhatikan gaya hidup sehat dan tidak banyak menggerakkan tubuh kemungkinan tetap bisa mendapatkan efek CoolSculpting, tetapi tidak efektif.
Itulah berbagai informasi mengenai apa itu CoolSculpting dan efeknya. Untuk mendapatkan info menarik yang lain, ikuti terus berita terbaru Era.id.