Kapan Harus ke Psikiater? Simak Penjelasan Berikut
ERA.id - Sebagian besar orang mungkin beranggapan bahwa datang ke psikiater hanya diperuntukkan kepada orang yang mengalami gangguan jiwa. Sebab, masyarakat pada umumnya masih beranggapan profesi psikiater berkaitan erat dengan gangguan kejiwaan. Padahal tidaklah demikian. Semua orang perlu menjaga kesadaran untuk memelihara kesehatan mental. Lantas kapan harus ke psikiater? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Perbedaan Psikiater dan Psikolog
Psikiater dan psikolog merupakan profesi yang tidak sama, keduanya mempunyai peran masing-masing. Meskipun sama-sama menggeluti cabang ilmu yang menangani masalah psikologis atau kejiwaan, psikiater dan psikolog mempunyai latar pendidikan yang berbeda.
Psikiater adalah seorang dokter spesialis yang memiliki fokus untuk menangani kesehatan mental dengan menyediakan layanan terapi dan konseling. Psikiater tentu tidak sama dengan psikolog, psikiater menerima pelatihan medis yang memungkinkan untuk membuat resep obat dan menjalankan prosedur. Jadi, tak heran jika psikiater memiliki kemampuan untuk menangani pasien-pasien yang memerlukan pengobatan lebih lanjut. Pengobatan yang umumnya dilakukan menggunakan beberapa obat khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
Adapun psikolog fokus pada layanan konseling dan dukungan non-medis. Umumnya, seorang psikolog memiliki latar belakang pendidikan dari jurusan Psikologi. Psikolog juga membuka layanan terapi dan konseling untuk penderita gangguan kesehatan mental, tetapi seorang Psikolog tidak menerima izin untuk memberikan resep obat dan hanya fokus mengatasi masalah kesehatan mental dengan terapi bicara/komunikasi.
Kapan Harus ke Psikiater?
Psikiater pada umumnya menangani pasien-pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental, yaitu:
· Gangguan bipolar
· Gangguan kecemasan
· Depresi mayor
· Skizofrenia
· Gangguan terkait zat dan adiktif
· Gangguan kepribadian
· Disfungsi seksual
· Disforia gender
· ADHD (Masalah kesehatan mental terkait kesulitan fokus, hiperaktif, dan berperilaku implusif)
Demikianlah beberapa kondisi kesehatan mental yang memerlukan pengobatan lebih lanjut. Psikiater biasanya mengatasi kondisi tersebut dengan memberikan layanan konseling, dan baru meresepkan obat sesuai kondisi pasien jika dibutuhkan. Ada pun obat yang dapat digunakan dapat berupa obat antipsikotik, antidepresan, penstabil suasana hati, serta obat penenang. Selain obat-obatan, untuk membantu mengobati pasien, psikiater juga memanfaatkan beberapa jenis teknik terapi.
Bagaimana Menentukan Psikiater yang Tepat?
Jika Anda hendak menemukan ahli kesehatan mental untuk berkonsultasi, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang Anda kenal. Konsultasi dengan psikolog ataupun psikiater tidak hanya direkomendasikan pada pasien yang dicurigai memiliki gejala kelainan mental, melainkan juga untuk orang-orang yang memiliki mental sehat. Beberapa layanan komprehensif yang dapat dijalankan untuk orang-orang sehat bisa berupa:
- Evaluasi kesehatan mental
- Skrining risiko kondisi kesehatan mental dengan Mini Mental State Exam
· Mempelajari dan menerapkan teknik-teknik kesehatan mental, misalnya manajemen stress, atau cara mempersepsikan kegagalan/penolakan dalam hidup
Jika Anda menyimpan pertanyaan seputar kesehatan mental, hendaknya tidak usah ragu untuk mengonsultasikan kepada dokter. Lantas, bagaimana menentukan psikolog/psikiater yang tepat? Anda bisa mengetahuinya saat melakukan konsultasi dengan psikiater.
Psikolog/psikiater yang cocok untuk Anda akan terbuka dalam komunikasi, serta akan berusaha memahami perspektif Anda, dan juga bekerja sama dalam menentukan keputusan terapi. Setelah memahami hal ini, tentunya Anda sudah memahami kapan harus ke psikiater. Semoga bermanfaat!
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…