Balas Dendam Kematian Bocah Palestina-Amerika, Pendukung ISIS Tembak Mati Dua Warga Swedia

ERA.id - Dua orang warga Swedia ditembak mati secara brutal oleh seorang pria di ibu kota Belgia, Brussel, Senin (16/10/2023) waktu setempat. Pelaku yang mengaku sebagai anggota ISIS diduga melakukan teror demi membalas dendam kematian bocah asal Palestina-Amerika. 

Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, menunjukkan penyerang yang dilakukan seorang pria dengan mengendarai sepeda motor. Dia terlihat mengintai orang-orang dan menembak mereka di depan umum. 

Video dramatis kemudian menunjukkan pria bersenjata, yang mengenakan jaket oranye terang, melarikan diri dengan sepeda motor sambil dibuntuti oleh seorang masyarakat. Pria bersenjata itu mengaku sebagai pendukung ISIS dan menembak mati dua orang di Brussels. 

Eric Van Duyse, juru bicara kantor kejaksaan federal, mengatakan penyelidikan dipusatkan pada 'kemungkinan motivasi teroris atas penembakan itu' setelah 'klaim tanggung jawab diposting di media sosial.'

“Orang ini mengaku terinspirasi oleh ISIS. Kewarganegaraan Swedia dari para korban dikemukakan sebagai kemungkinan motifnya,” kata Van Duyse, dikutip Daily Mail, Selasa (17/10/2023). 

Korban yang merupakan warga Swedia mengenakan seragam tim mereka dan diyakini sedang dalam perjalanan menuju pertandingan di Stadion King Baudouin, tempat Swedia bermain melawan Belgia. Selain dua orang yang dinyatakan tewas, seorang lainnya dilaporkan terluka parah.

Menyusul aksi teror itu, pertandingan antara Belgia dan Swedia kemudian dibatalkan, dengan para pemain dan penggemar dikurung di dalam stadion.

“Menyusul dugaan serangan teroris di Brussels malam ini, telah diputuskan, setelah berkonsultasi dengan kedua tim dan otoritas kepolisian setempat, bahwa pertandingan kualifikasi antara Belgia dan Swedia dibatalkan,” kata pihak UEFA. 

Sementara itu, pelaku yang mengaku dirinya sebagai pendukung ISIS mengungkap identitas pribadinya di media sosial. Dia mengaku sebagai Abdesalem Al Guilani, yang mengungkap motif terornya sebagai pembalasan dendam atas tewasnya bocah enam tahun keturunan Palestina-Amerika beberapa waktu lalu. 

“Salam Islami Allahu Akbar. Nama saya Abdesalem Al Guilani dan saya seorang pejuang untuk Allah. Saya dari Negara Islam. Kita mencintai orang yang mencintai kita dan kita membenci orang yang membenci kita. Kami hidup untuk agama kami dan kami mati untuk agama kami. Alhamdulillah. Adikmu membalas dendam atas nama Muslim,” ucapnya dalam sebuah video. 

“Saya telah membunuh tiga orang Swedia sejauh ini Alhamdulillah. Tiga orang Swedia, ya. Mereka yang telah berbuat salah kepada saya, semoga mereka memaafkan saya. Dan saya memaafkan semua orang. Assalamialaikum,” sambungnya. 

Setelah serangan tersebut, tingkat ancaman teror di Brussel dinaikkan menjadi 4, yang merupakan tingkat tertinggi. Belgia secara keseluruhan sebelumnya berada di level 2.

Insiden itu terjadi saat Belgia menjamu Swedia pada pertandingan sepak bola kualifikasi Euro 2024. 

Lebih lanjut, pihak otoritas Belgia melakukan pengamanan di sejumlah lokasi menyusul aksi teror tersebut. Pihaknya juga akan melakukan investigasi dan menangkap pelaku teror. 

“Setelah penembakan di Brussels, kepolisian melakukan mobilisasi untuk menjamin keselamatan di dalam dan sekitar ibu kota kami, bekerja sama dengan Menteri Dalam Negeri,” ujar wali kota Philippe Close.