Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh, China Sebut Bisa Picu Stabilitas Timur Tengah

ERA.id - Pemerintah China mengutuk pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran. China menekankan pembunuhan Haniyeh dapat memicu instabilitas lebih lanjut di kawasan Timur Tengah. 

"Kami sangat prihatin terhadap insiden tersebut, dan dengan tegas menentang serta mengutuk pembunuhan itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, dikutip Antara, Kamis (1/8/2024). 

Lin menekankan selama ini China selalu mengusulkan penyelesaian konflik di Gaza sambil mendorong negosiasi gencatan senjata. China berharap proses gencatan senjata permanen bisa segera terealisasi.

"China selalu mengusulkan penyelesaian perselisihan regional melalui negosiasi dan dialog, dan Gaza juga harus mencapai gencatan senjata yang penuh dan permanen sesegera mungkin demi menghindari eskalasi konflik dan konfrontasi lebih lanjut," imbuhnya.

Hamas sebelumnya mengonfirmasi kematian Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) dini hari. Haniyeh tewas dalam serangan Israel bersama dengan satu pengawalnya. 

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) juga membenarkan kematian Ismail Haniyeh. Pihaknya berjanji akan melakukan penyelidikan terkait pembunuhan tersebut. 

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut dan menggambarkan aksi Israel sebagai tindakan yang pengecut dan berbahaya.

Sementara, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan akan membalas dendam atas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran. Khamenei menekankan balas dendam kepada Israel menjadi tugas Teheran.