Daftar Kelompok Orang yang Harus Mengurangi Asupan Kopi untuk Hindari Efek Negatif
ERA.id - Kopi pagi adalah rutinitas sebagian orang sebelum menjalani aktivitas harian. Ada pula orang yang memilih menikmati kopi pada malam hari sambil menongkrong dengan kawan-kawan.
Secangkir kopi tanpa gula bisa memberikan energi, bahkan manfaat kesehatan. Namun, kopi mengandung kafein yang jadi tantangan bagi sebagian orang. Sebanyak apa pun manfaat kopi, hal ini bisa berlaku sebaliknya bagi kelompok orang yang harus mengurangi asupan kopi.
Kelompok Orang yang Harus Mengurangi Asupan Kopi
1. Orang yang punya gangguan tidur
Kafein bisa membuat orang terjaga. Orang-orang yang punya gangguan tidur, misalnya insomnia, tidak dianjurkan minum kopi, khususnya di waktu-waktu mendekati waktu tidur.
Menurut Sleep Foundation, seseorang disarankan menghindari kafein sekitar enam jam atau lebih sebelum tidur. Studi dari Journal of Clinical Sleep Medicine menjelaskan, kafein berpotensi mengganggu pola tidur seseorang, bahkan meski dikonsumsi enam jam sebelum tidur.
2. Penderita GERD
Penderita gastroesophageal reflux disease (GERD) juga perlu mengurangi atau menghindari konsumsi kopi. Kafein di dalam tubuh bisa melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus dan lambung. Jika hal tersebut terjadi, isi asam lambung bisa masuk ke kerongkongan dan menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman.
3. Penderita IBS
Dilansir Eatthis, penderita sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) juga tidak dianjurkan minum kopi. Kafein bisa meningkatkan keteraturan buang air besar, bahkan meningkatkan risiko diare yang jadi salah satu gejala utama IBS.
4. Orang dengan kondisi jantung tertentu
Kafein bisa memicu peningkatan sementara detak jantung dan tekanan darah. Namun, efek jangka panjang kafein terhadap kesehatan jantung dan tekanan darah tidak memiliki cukup bukti. Dengan demikian, orang dengan kondisi jantung tertentu harus berkonsultasi dengan dokter terkait keamanan minum kopi.
5. Penderita glaukoma
Glaukoma adalah gangguan penglihatan karena kerusakan saraf mata. Kerusakan ini biasanya terjadi karena tekanan tinggi pada bola mata. Menurut ahli gizi diet terdaftar di Seattle Angel Planells, kopi tidak dianjurkan bagi penderita glaukoma.
Konsumsi kopi bisa meningkatkan tekanan intraokular pada penderita glaukoma. Namun, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan. Studi oleh Mount Sinai menunjukkan, konsumsi kafein dalam jumlah besar meningkatkan risiko glaukoma bagi orang dengan kecenderungan peningkatan tekanan mata.
6. Penderita overactive bladder (OAB)
Overactive bladder (OAB) merupakan gangguan fungsi otot kandung kemih yang bisa memicu dorongan untuk kencing tiba-tiba. Menurut Sue Heikkinen, ahli diet untuk MyNetDiary, penderita OAB disarankan tidak mengonsumsi kopi berlebihan sebab kafein bisa meningkatkan frekuensi dan urgensi kencing.
7. Wanita hamil dan menyusui
Berdasarkan American College of Obstetrics and Gynecology, wanita hamil direkomendasikan membatasi kafein sampai 200 mg (sekitar dua cangkir kopi) per hari. Hal tersebut untuk meminimalisasi risiko keguguran, persalinan prematur, dan anak memiliki berat badan lahir rendah.
Sementara, menurut ulasan tahun 2020 terbitan British Journal of Medicine, tidak ada tingkat aman asupan kafein selama masa kehamilan. Wanita hamil perlu berkonsultasi dengan dokter terkait hal ini.
Wanita menyusui juga disarankan mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi kopi. Kafein bersifat stimulan dan diuretik. Lantas, wanita menyusui punya risiko mengalami dehidrasi akibat konsumsi kopi.
Itulah berbagai informasi mengenai kelompok orang yang harus mengurangi asupan kopi. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.