Takut Hamas Sebar Teror Psikologis ke Sandera, Israel Ungkap Kemungkinan Perubahan Perjanjian Jeda Kemanusiaan
ERA.id - Tentara Israel mengungkap kemungkinan adanya perubahan yang terjadi dalam perjanjian jeda kemanusiaan dengan Hamas di Jalur Gaza.
"Ini akan menjadi hari-hari yang rumit. Tidak ada yang final sampai hal itu benar-benar terjadi. Dan bahkan di tengah proses tersebut, mungkin ada perubahan kapan saja," kata juru bicara militer Daniel Hagari, dikutip Anadolu, Jumat (24/11/2023).
Daniel juga memperingatkan bahwa Hamas akan berusaha menggunakan kesepakatan itu untuk menyebarkan "ketakutan, disinformasi, dan teror psikologis" terhadap rakyat Israel.
"Kesepakatan itu bukanlah akhir dari proses, tapi awal," tegasnya.
Kesepakatan jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dijadwalkan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat pada hari Jumat.
“Kelompok sandera sipil pertama akan ditukar sekitar jam 4 sore. pada hari Jumat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari pada konferensi pers di Doha.
Dia menambahkan, 50 sandera akan dibebaskan dalam empat hari.
“Kelompok sandera pertama akan mencakup 13 wanita dan anak-anak,” tambahnya.
Israel memperkirakan setidaknya 239 warga Israel ditahan oleh Hamas setelah serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina pada 7 Oktober.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan Hamas, menewaskan lebih dari 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.