Selain Merokok, Ini Faktor yang Bisa Menyebabkan Kanker Paru-paru
ERA.id - Kanker paru-paru merupakan penyakit kanker ketiga tertinggi yang menyebabkan kematian di Indonesia, setelah kanker serviks dan payudara. Dengan angka kematian hingga 88 persen dari 34 ribu kasus setiap tahunnya, sudah sepatutnya untu mewaspadai penyakit yang satu ini.
Salah satu penyebab terbesar kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok secara aktif. Meski demikian, selain merokok ternyata terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan kanker paru-paru. Apa saja? Simak ulasan berikut ini.
1. Riwayat dari keluarga
Seseorang bisa terkena kanker paru-paru ternyata juga dipengaruhi dengan riwayat dari keluarga. Jika anggota keluarga ada yang menderita kanker paru-paru, maka risiko terkena penyakit tersebut cukup tinggi.
"Ternyata dari data kalau di keluarganya punya riwayat kanker paru, dia itu cukup berisiko. Tapi bukan keturunan ya, ini kerentanan jika di keluarganya ada yang kanker paru," kata Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K), Pakar Onkologi Toraks RSUP Persahabatan & Ketua Indonesia Association Study of Thoraric Oncology, saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
2. Jenis pekerjaan
Pekerjaan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kanker paru-paru, terlebih bagi mereka yang mengandung gas karsinogen. Pekerjaan yang berisiko dengan gas tersebut adalah buruh, mandor bangunan, pekerjaan di pabrik semen, hingga awak kapal.
"Orang yang bekerja di ruang kerja yang mengandung gas karsinogen. Ini termasuk buruh, mandor-mandor bangunan, bekerja di kapal, pabrik semen. (Karsinogennya) debu, semen, asbes," tutur Profesor Elisna.
3. Polusi udara
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menjelaskan bahwa polusi udara juga bisa menjadi penyebab munculnya kanker paru-paru bagi seseorang. Terlebih bagi mereka yang tinggal dan berkegiatan di lingkungan dengan kualitas udara buruk.
"Kemarin pada ribut soal polusi. Ya polusi udara juga menyebabkan kanker paru-paru ya," pungkas Dokter Nadia pada kesempatan yang sama.