Stafsus Jokowi Tanyakan Motif Viralnya Isu Fachrul Dicopot dari Menag karena Ogah Bubarkan FPI

ERA.id - Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, pergantian menteri yang dilakukan Jokowi demi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.

Hal itu disampaikan Ari Dwipayana menyikapi cerita mantan Menteri Agama Fachrul Razi dalam sebuah podcast di YouTube, yang menduga dirinya dicopot Jokowi dari Menag karena menolak membubarkan Front Pembela Islam (FPI).

Ari mengatakan keputusan pembubaran FPI tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani enam menteri dan kepala lembaga di bawah koordinasi Menko Polhukam, antara lain; Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala BNPT.

“SKB 6 K/L itu disampaikan pemerintah setelah rapat bersama yang dilakukan di Kantor Kemenko Polhukam pada tanggal 30 Desember 2020. Jejak digitalnya bisa dicek lagi,” kata Ari dalam pesan singkat di Jakarta, Senin kemarin.

Ari mengatakan tidak mengetahui apa yang melatarbelakangi pencopotan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama dan isu lain yang baru diangkat saat ini, di tengah proses kontestasi politik dalam pemilu.

“Dalam istilah Bapak Presiden, untuk apa diramaikan? Dan untuk kepentingan apa itu diramaikan?” tanya dia.

Sebelumnya dalam sebuah tayangan podcast Fachrul Razi mengatakan sejak awal masuk kabinet tahun 2019 hingga mengalami reshuffle kabinet, dirinya memiliki satu pandangan mencolok yang berbeda dengan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin, yakni soal pembubaran FPI.

Fachrul Razi mengatakan meskipun dirinya tidak mengenal FPI maupun para petinggi FPI, namun ia merasa ormas FPI hanya perlu dibina tanpa perlu dibubarkan.

Pandangan itu tetap ia pegang teguh saat Presiden Jokowi menyelenggarakan rapat terbatas yang membahas pembubaran FPI.​​​​​​​

Fachrur Razi menyatakan dalam rapat terbatas itu hanya ia menteri yang menolak pembubaran FPI. “Seminggu ke depan saya di-reshuffle, tapi saya sudah tahu. Dan FPI dibubarkan,” kata Fachrur.

Dia juga mengatakan bahwa usai pencopotan itu dirinya ditawari Jokowi untuk menjadi duta besar (dubes), namun ia menolaknya.

“Oleh Presiden saya ditawarkan jadi dubes. Saya bilang terima kasih banyak, tapi saya merasa lebih baik kumpul sama cucu. Saya menghargai tidak dibiarkan begitu saja oleh Presiden (usai dicopot), saya berterima kasih,” kata dia.