Profil Abdul Hadi WM, Sastrawan dan Tokoh Intelektual Indonesia
ERA.id - Indonesia kehilangan salah satu tokoh sastra dan filsafatnya, Abdul Hadi Widji Muthari, atau yang lebih dikenal sebagai Abdul Hadi W.M., yang telah berpulang pada Jumat (19/1/2024) dalam usia 77 tahun. Artikel ini akan membahas profil Abdul Hadi WM.
Abdul Hadi W.M adalah sastrawan dan ahli filsafat yang menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto pada pukul 03.36 WIB dini hari setelah menjalani perjuangan melawan penyakit.
Kiprah dan kontribusi Abdul Hadi W.M. dalam dunia sastra dan filosofi telah memberikan pengaruh besar, menjadikannya sosok yang dihormati dan diakui dalam ranah kepenulisan dan pemikiran di Indonesia. Untuk itu, mari kita kenang perjalanan dan warisan intelektualnya yang telah memberi warna pada dunia kesastraan tanah air.
Profil Abdul Hadi WM
Kelahiran Madura
Abdul Hadi Wijaya, yang dikenal sebagai Abdul Hadi WM, lahir di Sumenep, Madura pada tanggal 24 Juni 1946, dan merupakan seorang budayawan dan akademisi yang menciptakan konsep Sastra Profetik pada sekitar tahun 1976.
Keturunan Tionghoa
Abdul Hadi memiliki latar belakang sebagai keturunan saudagar Tionghoa yang berpindah dan menetap di Sumenep. Ayahnya, K. Abu Muthar, merupakan seorang saudagar dan guru bahasa Jerman, sedangkan ibunya, R. A. Martiya, adalah putri dari keraton Solo.
Kehidupan Pribadi
Pada tanggal 25 November 1978, Abdul Hadi WM menikah dengan wartawan dan pelukis bernama Tedjawati atau yang lebih akrab dikenal sebagai Atiek Koentjoro. Atiek Koentjoro sendiri merupakan saudara sepupu dari budayawan Umar Kayam.
Abdul Hadi dikaruniai tiga orang putri, yaitu Gayatri Wedotami (atau dikenal sebagai Chen Chen, seorang cerpenis dan aktivis perdamaian antar-iman), Dian Kuswandini (seorang jurnalis yang kini tinggal di Paris), dan Ayusha Ayutthaya (seorang guru bahasa Mandarin).
Bacaan Berat Sejak Kecil
Sebagai anak sulung dari empat bersaudara, Hadi telah terpapar dengan literatur berat dari pemikir-pemikir seperti Plato, Sokrates, Imam Ghazali, Rabindranath Tagore, dan Muhammad Iqbal sejak usia dini.
Aktif di Jurnalistik Sejak Kuliah
Keterlibatan Hadi dalam dunia jurnalistik dimulai sejak masa kuliah, di mana ia menjadi redaktur untuk beberapa majalah, termasuk Gema Mahasiswa UGM dan Mahasiswa Indonesia.
Tema-Tema Puisi Abdul Hadi
Pendidikannya yang beragam mencakup masa di Iowa, Jerman, dan Malaysia. Hadi dikenal gemar menulis tentang tema kesepian, kematian, dan waktu. Seiring berjalannya waktu, banyak karya sastra Hadi yang semakin dipengaruhi oleh konsep tasawuf Islam.
Meskipun sering dibandingkan dengan sahabat karibnya, Taufiq Ismail, Hadi menyatakan bahwa tulisannya lebih mengajak pembaca untuk merasakan pengalaman religius pribadinya, sedangkan Taufiq lebih menekankan aspek moralitas.
Salah Satu Penggagas Sastrawan Masuk Sekolah
Sebagai seorang sastrawan, Abdul Hadi WM, bersama dengan sahabat-sahabatnya seperti Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabar, dan Leon Agusta, aktif dalam menginisiasi program "Sastrawan Masuk Sekolah" (SMS). Program ini dijalankan di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan Yayasan Indonesia, dengan dukungan sponsor dari The Ford Foundation.
Selain profil abdul hadi wm, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…