Kebutuhan Nutrisi untuk Lansia, Berikut Daftar yang Harus Dipenuhi
ERA.id - Penuaan adalah bagian alami dari siklus kehidupan manusia, dan menjaga kesehatan selama proses ini dapat ditingkatkan dengan asupan nutrisi yang tepat. Untuk itu penting edukasi tentang kebutuhan nutrisi untuk lansia yang harus dipenuhi.
Artikel ini akan membahas pentingnya nutrisi yang tepat dalam memenuhi kebutuhan khusus lansia. Selain itu juga akan dirinci jenis-jenis makanan yang mendukung kesehatan tulang, otak, dan sistem kekebalan mereka.
Apa Itu Lansia?
Lansia merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, suatu fase yang tak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini, individu mengalami sejumlah perubahan, baik secara fisik maupun mental, terutama dalam hal kemunduran berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.
Selain itu, perubahan fisik, seperti memutihnya rambut, munculnya kerutan wajah, penurunan ketajaman panca indera, dan kemunduran daya tahan tubuh, adalah bagian dari proses penuaan normal. Kendati merupakan bagian alami dari penuaan, perubahan ini dapat menjadi ancaman terhadap orang-orang usia lanjut.
Menurut definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kategori lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
- Usia pertengahan (middle age) - 45 hingga 59 tahun
- Lanjut usia (elderly) - 60 hingga 74 tahun
- Lanjut usia tua (old) - 75 hingga 90 tahun
- Lansia sangat tua (very old) - diatas 90 tahun
Daftar Kebutuhan Nutrisi untuk Lansia
Dilansir dari laman AI Care, berikut ini beberapa zat dan vitamin yang dibutuhkan oleh lansia:
Vitamin D
Vitamin D sering menjadi kebutuhan penting bagi kelompok lansia, terutama yang cenderung menghabiskan waktu di dalam rumah.
Asupan vitamin D yang cukup dapat diperoleh melalui makanan seperti minyak ikan, telur, margarin, yoghurt, dan sereal yang difortifikasi dengan vitamin D.
Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk kanker, rematik, dan penyakit autoimun, serta meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen.
Zat Besi
Zat besi juga harus menjadi perhatian, terutama bagi kelompok lansia yang mungkin mengalami kekurangan zat besi. Penting diketahui, pemeriksaan kebutuhan zat besi sebaiknya dilakukan sebelum mengonsumsi suplemen.
Selain suplemen, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi melalui konsumsi vitamin C serta makanan kaya zat besi seperti bayam, jeruk, aprikot, kangkung, dan jagung.
Kalsium
Kalsium menjadi esensial seiring bertambahnya usia, karena tubuh cenderung kurang mendapatkan asupan kalsium. Risiko kekurangan kalsium melibatkan peningkatan risiko patah tulang atau osteoporosis.
Anda dapat konsumsi suplemen kalsium atau dengan konsumsi makanan kaya kalsium seperti kale, brokoli, dan jus yang difortifikasi dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.
Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks juga menjadi fokus, mengingat perannya dalam menjaga kesehatan kulit, sistem saraf, dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B kompleks dapat meningkatkan risiko anemia dan gangguan memori.
Meskipun ada jenis vitamin B kompleks yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, dosis suplemen yang tepat sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter sebelum dikonsumsi.
Bagaimana cara menghitung status gizi lansia?
Status gizi seseorang dapat diukur melalui indeks massa tubuh (IMT), yang diperoleh dari pembagian berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut ini kategori IMT untuk menilai status gizi lansia dapat dibagi sebagai berikut:
- IMT < 18: Kurang berat badan
- IMT 18,5 – 24,9: Normal
- IMT 25 – 29,9: Kelebihan berat badan
- IMT > 30: Obesitas
Penting untuk memantau status gizi lansia, karena nutrisi yang baik dapat mencegah malnutrisi, mendukung fungsi fisik, mengurangi risiko penyakit kronis, mendukung kesehatan mental, dan mencegah disabilitas. Upaya untuk mencapai nutrisi yang baik melibatkan konsumsi makanan seimbang.
Selain kebutuhan nutrisi untuk lansia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…