Beda Gigitan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa, Pahami Hal Ini

ERA.id - Memahami perbedaan ular berbisa dan tidak merupakan hal penting untuk dilakukan dalam menghindari bahaya saat Anda melakukan interaksi dengan ular. Apalagi di Indonesia banyak lahan terbuka hijau yang cukup luas, sehingga potensi menemukan ular cukup besar. Nah, bagi seseorang yang sudah terkena gigitan ular, tentunya harus memahami beda gigitan ular berbisa dan tidak berbisa agar dapat segera menentukan pertolongan yang tepat.

Beda Gigitan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa

Di bawah ini, ada beberapa metode ilmiah mengenai cara membedakan ular berbisa dan tidak.

Identifikasi Gigi Beracun

Berdasarkan tulisan Kuch, U., & Mebs, D. (2007), satu cara yang efektif untuk menentukan beda gigitan ular berbisa dan tidak berbisa adalah dengan memastikan gigi mereka. Ular yang berbisa memiliki gigi khusus yang mengandung racun dan terletak di rahang depan mereka.

Gigi-gigi ini berfungsi untuk menginjeksikan racun ke dalam mangsa atau ancaman yang dihadapi ular. Ular berbisa biasanya mempunyai dua gigi beracun, adapun ular non-berbisa tidak mempunyai gigi beracun. Pengamatan terhadap gigi beracun ini dapat memberikan petunjuk penting dalam menentukan jenis ular yang ada di sekitar rumah kita.

Ilustrasi (Wikimedia Commons/RafaelMenegucci)

Pola dan Tekstur Sisik

Menurut Dowling (1951), perbedaan ular berbisa dan tidak dapat juga dilihat dari pola dan tekstur sisik tubuhnya. Beberapa ular berbisa mempunyai sisik tubuh yang kasar atau bertekstur berduri, khususnya di daerah perut atau ekor.

Sementara itu, ular non-berbisa cenderung mempunyai sisik yang lebih halus dan teratur. Pola sisik pada ular berbisa juga bisa mempunyai karakteristik khusus, seperti pola zigzag pada beberapa spesies ular berbisa, misalnya ular berbisa bertanda atau ular berbisa rakasa.

Warna dan Tanda

Dikutip dari buku "Snakes: the evolution of mystery in nature" (1997) karya Greene, tanda warna pada tubuh ular juga dapat menjadi patokan dalam membedakan ciri-ciri ular berbisa dan tidak. Beberapa spesies ular berbisa mempunyai pola warna yang khas, seperti warna cerah atau pola yang mencolok pada tubuh ular.

Adapun, ular non-berbisa cenderung mempunyai pola warna yang lebih monoton atau kurang menarik perhatian. Studi ilmiah menyimpulkan bahwa beberapa spesies ular berbisa memanfaatkan tanda warna mereka sebagai peringatan untuk predator atau mangsa potensial.

Bentuk Kepala

Bentuk kepala juga bisa membantu dalam menentukan ular berbisa dan tidak. Dari penelitan yang diterbitkan Biological Journal of the Linnean Society (1996), ular berbisa cenderung mempunyai kepala yang lebih besar dan berbentuk segitiga.

Bagian belakang kepala (ekstremitas posterior) ular berbisa umumnya lebih lebar daripada ular non-berbisa. Hal ini dikarenakan oleh adanya kelenjar racun yang terletak di rahang bagian depan ular berbisa. Ular non-berbisa, pada sisi lain, cenderung mempunyai kepala yang lebih kecil dan lebih ramping.

Kebiasaan dan Habitat

Dikutip dari Greene (2005), Ular berbisa pada umumnya mempunyai kebiasaan dan habitat yang berbeda dengan ular non-berbisa. Banyak ular berbisa yang menjadi predator aktif yang memangsa hewan kecil, misalnya tikus atau burung. Mereka juga kerap ditemukan pada lingkungan yang beragam, termasuk padang rumput, hutan, dan gurun. 

Pada sisi lain, ular non-berbisa dapat memiliki beragam kebiasaan makanan, termasuk memangsa hewan kecil, reptil, atau bahkan tumbuhan. Habitat ular non-berbisa juga dapat sangat bervariasi, termasuk di sungai, hutan, sawah, dan lingkungan perkotaan.

Hal yang harus dicatat adalah bahwa perbedaan ular berbisa dan tidak ini bukanlah sebuah karakteristik yang mutlak, dan ada pengecualian dalam setiap kategori. Penting untuk menggunakan pengetahuan yang akurat dan bertanya pada ahli untuk menentukan identifikasi yang tepat.

Lubang Termosensorial

Dalam artikel dengan judul "The Evolution of Arterial Supply and Venous Drainage in the Snake Eye" tulisan Hartline (2008), ular berbisa biasanya mempunyai lubang termosensorial yang letaknya di sekitar daerah mulut atau di sisi kepala mereka.

Lubang ini berguna untuk mendeteksi panas dan memberikan kemampuan untuk melacak mangsa atau menentukan suhu lingkungan sekitarnya. Ular non-berbisa tidak mempunyai lubang termosensorial ini.

Demikianlah ulasan tentang beda gigitan ular berbisa dan tidak berbisa. Tetaplah waspada, semoga penjelasan di atas bermanfaat, ya!

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…