Legislator NasDem soal PDIP Jadi Oposisi: Kalau Kalah Baru Jadi Wong Cilik, Saat Menang Seperti Kura-kura

ERA.id - Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago menyindir PDIP dan Partai Golkar. Dia menyebut, partai berlogo banteng itu sebaiknya menjadi oposisi karena cenderung diam ketika menjadi penguasa. Sementara itu, partai yang bergambar pohon beringin tersebut, hanya mau bermain aman dan tidak pernah berada di kubu oposisi.

Hal ini Irma sampaikan saat menjadi pembicara pada diskusi Election Talks #4 bertajuk ‘Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi?’ di Auditorium Juwono Sudarsono Fisip Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3). Acara itu turut dihadiri oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Awalnya, Irma mengatakan, partai politik merupakan sumber permasalahan di Indonesia. Sebab, partai yang ada cenderung bergerak secara pragmatis.

"Parpol yang jadi akar permasalahan kericuhan di negeri ini, karena apa? Pragmatis. Enggak ada yang enggak pragmatis, semua pragmatis," kata Irma dalam kegiatan itu dikutip pada Jumat (8/3/2024).

"Semua partai politik korupsi. Betul enggak? Kita enggak usah tutup tutupi itu," sambungnya.

Dia kemudian menyindir Partai Golkar yang selalu berada dalam pemerintahan dan tidak pernah menjadi oposisi. Sebab, menurut dia, partai itu cenderung main aman.

"Golkar pernah enggak jadi oposisi? Enggak pernah, di dalam (pemerintahan) terus kok. Maunya aman-aman saja," ujar dia.

PDIP juga tak lepas dari sorotan Irma. Dia menilai, partai yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri itu lebih bagus jika menjadi oposisi.

"PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang, dia enggak bagus. Karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura," jelas Irma.

"Tapi ketika dia kalah, baru dia menjadi betul-betul menjadi (partai) wong cilik, itu pendapat saya," tambah dia menjelaskan.

Oleh karena itu, menurut Irma, jika ingin pelaksanaan pemilu kedepannya lebih baik lagi, maka perlu ada perbaikan terhadap partai politik di Indonesia.

"Perbaiki partai politik kita. Jangan pilih calon-calon anggota dewan yang dari oligarki politik, jangan endorse pengusaha-pengusaha kotor untuk masuk parlemen, jangan endorse peleceh seksual, pecandu narkoba, koruptor, masuk semua," tegas Irma.

"Semua karena apa? Karena mereka mengejar elektoral 4 persen. Siapapun yang bisa bawa kursi, silakan masuk, asal bisa bawa kursi itu yang merusak," sambungnya.

Ketua DPP Partai NasDem ini mengungkapkan, kegaduhan perpolitikan yang terjadi di Indonesia saat ini akibat ulah partai politik yang ada, bukan karena sosok atau tokoh tertentu.

"Saya sebagai orang parpol, saya sebagai salah satu pimpinan di NasDem, saya bilang, parpol yang paling salah," ujar dia.