Apa Itu Kemoterapi Preventif Pasca Operasi Kanker?
ERA.id - Kemoterapi preventif kini menjadi salah satu pengobatan kanker yang dilakukan setelah metode operasi. Lantas, apa itu kemoterapi preventif dan apa bedanya dengan kemoterapi untuk kanker aktif?
Meskipun terdengar kontroversial, kemoterapi preventif terbukti efektif dalam meningkatkan peluang kesembuhan bagi pasien kanker tertentu.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu kemoterapi preventif, manfaatnya, dan jenis-jenis kanker yang dapat diobati dengan metode ini.
Apa Itu Kemoterapi Preventif?
Dilansir dari laman The Guardian, kemoterapi preventif adalah pengobatan yang secara resmi dikenal sebagai kemoterapi adjuvan.
Kemoterapi Preventif adalah serangkaian obat anti-kanker yang diberikan untuk membersihkan sel kanker yang mungkin tertinggal di dalam tubuh setelah pengobatan kanker primer, yang biasanya berupa operasi pengangkatan tumor.
Fungsi dari Kemoterapi Preventif adalah bertujuan untuk mengurangi risiko kembalinya kanker awal dan penyebarannya. Hal ini dapat terjadi ketika sel kanker, yang terlalu kecil untuk dideteksi dengan pemindaian dan tes rumah sakit, tertinggal setelah operasi.
Perlu diketahui, risiko kanker kambuh cenderung lebih kecil jika kanker ditemukan pada tahap yang sangat dini, sebelum menyebar, tetapi lebih besar jika penyakit ditemukan pada tahap selanjutnya, atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.
Bagaimana cara kerja terapi Kemoterapi Preventif?
Sebagian besar obat kemoterapi kanker menargetkan sel yang membelah dengan cepat. Satu rangkaian kemoterapi pencegahan biasanya berlangsung selama tiga hingga enam bulan tergantung pada jenis dan stadium kanker (yang ditentukan dengan memeriksa kanker yang diangkat selama operasi).
Namun kadang-kadang, rangkaian kemoterapi adjuvan diberikan selama beberapa tahun.
Kemudian kuantitas rangkaian terapi yang dijalani setiap pasien, tergantung pada sifat tumor awal yang ditemukan setelah operasi. Ketika kanker ditemukan selama operasi untuk kondisi lain, tumor tersebut seringkali berada pada tahap awal, ketika kemoterapi selanjutnya lebih efektif.
"Ini kemungkinan berarti bahwa satu rangkaian kemoterapi sudah cukup untuk memastikan bahwa jika ada sel kanker yang ada, mereka akan dihancurkan," kata Prof Lawrence Young, direktur Warwick Cancer Research Centre di University of Warwick.
Seberapa efektif terapi Kemoterapi Preventif?
Terapi ini sangat efektif untuk kanker payudara, usus, dan paru-paru, tetapi juga dapat direkomendasikan untuk jenis penyakit lainnya.
Misalnya, kemoterapi adjuvan sering digunakan setelah operasi untuk kanker ovarium epitel, bentuk paling umum dari kanker ovarium, karena risiko penyakit tersebut kambuh.
Dokter memutuskan apakah terapi adjuvan kemungkinan akan bermanfaat berdasarkan jenis kanker, stadium penyakit, dan sifat lain dari tumor.
Apakah ada efek samping Kemoterapi Preventif?
Tidak ada kemoterapi yang sepenuhnya aman. Efek sampingnya tergantung pada obat spesifik yang diberikan, tetapi pasien dapat mengalami kelelahan, mual, muntah, diare, peningkatan risiko terkena infeksi, dan kehilangan nafsu makan.
Efek samping muncul karena obat tidak hanya mempengaruhi sel kanker tetapi juga semua sel yang membelah dengan cepat, termasuk rambut, sumsum tulang, kulit, dan lapisan sistem pencernaan. Namun, kerusakan pada jaringan sehat cenderung bersifat sementara, dan efek samping biasanya hilang setelah pengobatan selesai.
Kemudian waktu yang dibutuhkan untuk pulih adalah tergantung pada pasien dan obat khusus yang diberikan. Meskipun demikian, perlu waktu beberapa bulan bagi seseorang untuk kembali fit sepenuhnya.
Selain apa itu kemoterapi preventif, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…