Kenapa Kartini Identik dengan Kebaya dan Bagaimana Relevansinya di Masa Kini?

ERA.id - Kebaya tak hanya sekadar pakaian tradisional, namun telah menjadi simbol tradisi dan emansipasi perempuan yang digaungkan oleh Raden Ajeng Kartini. Pertanyaannya adalah kenapa Kartini identik dengan kebaya?

Melalui artikel ini akan dibahas lebih dalam tentang hubungan erat antara RA Kartini dan kebaya, serta menelusuri sejarah dan maknanya dalam perjuangan perempuan Indonesia.

Alasan Kenapa Kartini Identik dengan Kebaya

Ike Devi Sulistyaningtyas, pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya (UAJ) Yogyakarta dalam opininya di Jurnal Wacana menyebut jika kebaya adalah representasi dari kesempurnaan perempuan Jawa.

Kebaya merupakan busana tradisional Jawa yang anggun dan tidak hanya sebatas pelapis tubuh. Pakaian ini juga menjadi simbol penghormatan, identitas, dan emansipasi perempuan.

Ike menyebutkan jika kebaya memiliki bentuk yang unik, mengikuti lekuk tubuh, dan merepresentasikan esensi femininitas. Kebaya juga memberi ruang gerak bagi perempuan untuk menampilkan keanggunan dan kesopanan.

Selain itu, kebaya juga menjadi komoditas lahiriah yang mencerminkan karakter ideal bagi perempuan yaitu lemah lembut, sopan, tenang, damai, dan penuh kasih.

Kebaya: Representasi Kesempurnaan Perempuan

Bagi R.A. Kartini, kebaya tak hanya busana, tapi juga representasi kesempurnaan perempuan. Kebaya menampilkan perempuan sebagai seorang bangsawan yang patuh adat, santun terhadap keluarga, namun juga anggun, cerdas, dan tangguh.

Selain itu, kecerdasan Kartini tidak hanya untuk dirinya sendiri namun telah mendorong kepedulian terhadap nasib perempuan Indonesia pada masa itu yang masih terbelenggu keterbatasan pendidikan dan pengembangan diri.

Kartini juga memiliki cita-cita agar perempuan-perempuan berkebaya (seperti dirinya) mendapatkan hak yang sama untuk maju dan berkontribusi dalam masyarakat.

Lebih dari sekadar busana, kebaya bagi Kartini adalah simbol perjuangannya untuk kesetaraan gender. Kartini ingin perempuan Indonesia melampaui kungkungan tradisi dan menggapai potensi penuh mereka.

Dengan demikian, semangat Kartini yang terpatri dalam kebaya telah menjadi warisan berharga, untuk mendorong perempuan masa kini untuk terus berkarya dan mendobrak batas demi masa depan yang lebih cerah.

Kartini menjadi simbol kebaya dan feminisme (X)

Kebaya dan Feminisme di Era Modern

Ike di akhir tulisannya banyak menyebutkan relevansi kebaya Kartini di masa sekarang. Hal tersebut lantaran adanya perempuan modern saat memiliki akses pendidikan dan hak yang setara dengan laki-laki.

Namun yang menjadi ironi menurut Ike lantaran adanya kecenderungan perempuan untuk meniru laki-laki yang justru berkembang. Pekerjaan domestik dipandang rendah, sedangkan pekerjaan publik dianggap lebih tinggi. Hal tersebut memicu ketimpangan dan terjebaknya perempuan dalam budaya maskulinitas di ruang publik.

Dengan demikian, di tengah gempuran materialisme dan ambisi berlebihan, perempuan perlu berkaca pada Kartini.

Kebaya yang dikenakan Kartini bukan sekadar busana, tetapi simbol kecerdasan, kreativitas, dan nilai-nilai feminismenya. Kartini dianggap telah membuktikan bahwa perempuan dapat berkarya dan berprestasi tanpa meninggalkan kodratnya sebagai ibu dan istri.

Maka dari itu, kualitas feminin, seperti kesantunan, kelemahlembutan, keanggunan, kasih sayang, dan naluri keibuan, tak kalah pentingnya dengan kecerdasan dan keterampilan.

Perempuan modern perlu memaknai kualitas feminin ini untuk mengubah dunia. Dengan keindahan dan kasih sayangnya, perempuan dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis dan penuh kedamaian.

Selain itu, perempuan di masa kini juga dapat membangun solidaritas sosial yang kuat, merawat lingkungan dengan penuh tanggung jawab, dan menjadi penjaga keluarga dan lingkungan dengan penuh cinta.

Selain kenapa kartini identik dengan kebaya, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…