Arti Upacara Dharma Suaka dalam Prosesi Pernikahan Masyarakat Bali

ERA.id - Dalam tradisi pernikahan Hindu di Bali, Upacara Dharma Suaka menjadi salah satu momen penting yang sarat makna. Lantas apa arti upacara Dharma Suaka?

Lebih dari sekadar prosesi adat, Dharma Suaka merupakan dialog mendalam antara kedua keluarga calon mempelai. Upacara ini mengantarkan menuju gerbang rumah tangga yang harmonis dan penuh kebahagiaan.

Umat Hindu di Bali terkenal dengan kekayaan budaya dan adat istiadatnya, termasuk dalam hal komunikasi dan pernikahan. Beragam dialektika mewarnai interaksi sehari-hari, mencerminkan keragaman budaya yang hidup di pulau Dewata ini.

Keunikan adat istiadat Hindu Bali juga terlihat jelas dalam prosesi pernikahan, mulai dari tata krama meminang calon istri (ngidih) hingga pelaksanaan upacara pernikahan itu sendiri.

Apa Arti Upacara Dharma Suaka?

Dilansir dari laman Kemenag Bali, komunikasi memegang peranan penting dalam kelancaran acara pernikahan Hindu Bali.

Agar terhindar dari kesalahpahaman, pemahaman tentang Dharma Suaka menjadi kunci. Dharma Suaka merupakan konsep yang menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan sopan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pernikahan.

Contoh Upacara Dharma Suaka yang paling baru dilakukan oleh Mahalini dan Rizky Febian yang digelar di Bali pada 5 Mei.

Prosesi Dharma Suaka tersebut oleh banyak orang malah dianggap prosesi akad nikah. Padahal Dharma Suaka merupakan upacara adat yang bertujuan meminta izin dari pihak keluarga mempelai wanita untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Setelah upacara adat Dharma Suaka, acara dilanjutkan dengan prosesi mepamit. Yaitu, ketika Mahalini meminta izin kepada leluhur dan keluarganya untuk berpindah agama Islam dan menikah dengan Rizky Febian.

Kedua rangkaian acara tersebut menjadi pembuka rangkaian acara sebelum menuju hari pernikahan. Namun tidak hanya mendapat ucapan selamat, namun Mahalini dan Rizky juga menuai beragam komentar dari netizen yang menyoroti perbedaan keyakinan keduanya.

Agama Mahalini Menjadi Islam (X)

Lakukan Mepamit, Mahalini Sudah Pindah Agama Islam

Sebelum melangsungkan Upacara Dharma Suaka, Mahalini sudah menjalankan tradisi Mepamit yang sarat makna. Bagi sebagian masyarakat Hindu Bali, tradisi ini menjadi gerbang sakral bagi calon mempelai wanita yang hendak melepas ikatan dengan keluarga dan leluhur sebelum melangkah ke kehidupan baru bersama pasangan.

Lebih dari sekadar seremoni, Mepamit mengandung filosofi mendalam tentang keseimbangan dan harmoni. Tradisi ini menjadi penanda transisi, momen pemutusan ikatan batin dengan leluhur dan tradisi Hindu yang dianut sebelumnya.

Bagi penganut Hindu, leluhur dan ajaran agama merupakan tali pengikat yang kuat. Oleh karena itu, Mepamit menjadi esensi penting, terutama bagi mereka yang ingin menikah dengan pasangan beda agama, seperti Mahalini dan Rizky Febian.

Meskipun telah memeluk agama baru, tradisi Mepamit tetap menjadi keharusan. Terdapat konsekuensi bagi mereka yang keluar dari agama Hindu sebelum Mepamit, hal ini bisa memperberat keyakinan baru mereka.

Lebih dari sekadar kewajiban, Mepamit merupakan wujud penghormatan kepada leluhur dan agama yang dianut sebelumnya. Tradisi ini menjadi momen untuk memanjatkan rasa terima kasih atas segala tuntunan dan perlindungan yang telah diberikan.

Di sisi lain, Mepamit juga menjadi jembatan harapan. Tradisi ini bertujuan untuk memohon kelancaran dan kebahagiaan bagi individu yang berpindah keyakinan dalam menjalani kehidupan barunya.

Dengan demikian, Mepamit bagi Mahalini bukan hanya tentang pelepasan diri, tetapi juga tentang penghormatan, rasa syukur, dan memohon kelancaran dalam menjalani kehidupan baru bersama Rizky Febian.

Selain arti upacara dharma suaka, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…