Penyebab Otot Betis Tertarik, Simak Penjelasan dan Cara Menanganinya

ERA.id - Sakit betis adalah hal yang sering dialami banyak orang dan kerap dikaitkan dengan kram otot yang hanya bisa disembuhkan dengan pijat. Namun, sebenarnya ada banyak kondisi lain yang dapat menimbulkan sakit betis, mulai dari yang sama ringannya dengan kram otot hingga yang berat dan membutuhkan penanganan khusus yang serius.

Apa Penyebab Otot Betis Ketarik?

Otot betis ketarik bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk gangguan pada otot, sendi, tendon, tulang, pembuluh darah, saraf, atau kulit di sekitar betis. Kondisi ini berisiko terjadi saat berolahraga, bekerja, ataupun tidur. Keluhan yang dialami pun dapat berbeda-beda, tergantung hal yang menjadi penyebabnya.

Di bawah ini merupakan beberapa kondisi yang dapat menimbulkan otot betis ketarik:

Kram otot

Kram terjadi saat otot mengalami kontraksi atau mengencang dengan tiba-tiba. Sakit betis yang disebabkan keram otot biasanya disebabkan oleh olahraga atau aktivitas berat yang dijalani secara mendadak dan berlebihan, dehidrasi, ataupun cedera otot.

Otot tegang

Sakit betis karena otot tegang biasanya terjadi saat kelelahan atau setelah penggunaan otot betis secara berlebihan. Ini juga bisa terjadi di tengah olahraga yang banyak melibatkan otot betis dan tulang kering, sebagai contoh berlari, berenang, atau bersepeda.

Memar

Kondisi ini umumnya dikarenakan cedera atau luka karena terjatuh ataupun terbentur. Luka memar terjadi karena pecahnya jaringan kapiler di bawah kulit yang selanjutnya tampak dengan perubahan warna pada kulit akibat rembesan darah.

Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang lebih serius dan bisa menimbulkan sakit betis, antara lain:

Skiatika

Skiatika terjadi karena terjepitnya saraf pada panggul. Kondisi ini biasanya menimbulkan rasa sakit yang menjalar dari panggul, bokong hingga tungkai, termasuk pada betis. Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan bisa ringan, tetapi bisa juga berat dan mengganggu kegiatan sehari-hari.

Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis)

Deep vein thrombosis adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah vena dalam yang terdapat di bagian paha dan betis. Selain sakit betis, kondisi ini juga terlihat dengan membengkaknya betis, betis terasa panas, dan perubahan warna betis menjadi lebih pucat atau kemerahan.

Neuropati diabetik pada saraf tepi

Neuropati diabetik adalah komplikasi dari penyakit diabetes. Penderita diabetes yang tidak terkontrol kadar gulanya dapat mengalami kerusakan pada saraf, tak terkecuali saraf di betis. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman seperti ditusuk-tusuk atau rasa panas di betis.

Sindrom kompartemen

Sindrom kompartemen terjadi karena meningkatnya tekanan di dalam kompartemen otot. Sakit betis yang terjadi karena sindrom kompartemen umumnya terjadi karena terdapat cedera yang hebat pada area tersebut, contohnya patah tulang kering yang melukai jaringan otot, pembuluh darah, dan saraf di sekitar patahan.

Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri leptospira. Penyakit ini disebarkan melalui paparan air atau tanah yang terkontaminasi urine atau darah hewan, contohnya tikus, sapi, atau anjing, yang terinfeksi bakteri ini.

Selain sakit betis, leptospirosis juga menimbulkan gejala lainnya seperti demam, mual, muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan menguningnya kulit dan mata.

Tendinitis

Sakit betis juga dapat dikarenakan gekala tendinitis atau peradangan tendon yang terjadi pada tendon Achilles. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit di area sekitar tumit hingga betis. Umumnya, tendinitis tendon Achilles terjadi karena penggunaan otot betis yang berlebihan, contohnya ketika menaiki banyak tangga.

Ilustrasi. (Pixabay)

Cara Tepat Menangani Sakit Betis

Metode pengobatan untuk mengatasi sakit betis bisa bermacam-macam, tergantung kondisi yang Anda alami. Untuk penyebab sakit betis yang ringan, Anda bisa menanganinya secara mandiri di rumah. Di bawah ini adalah beberapa cara untuk mengobati sakit betis:

  • Hentikan aktivitas.
  • Istirahatkan kaki dengan berbaring dan letakkan kaki lebih tinggi dari badan.
  • Kompres bagian betis yang sakit dengan es selama sekitar 20 menit.
  • Konsumsi obat pereda rasa sakit, seperti ibuprofen atau paracetamol, bila perlu.
  • Lakukan peregangan ringan untuk kaki.

Untuk menghindari sakit betis dan cedera pada otot serta sendi, pastikan Anda selalu melakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga atau menjalani aktivitas fisik lainnya. Mengonsumsi air putih yang cukup dapat mencegah dehidrasi, sekaligus menurunkan risiko cedera saat menjalani aktivitas.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…