Soal Penangguhan Senjata AS ke Israel, Netanyahu: Beri Kami Amunisi Agar Selesai Lebih Cepat
ERA.id - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkritik keputusan Amerika Serikat untuk menangguhkan senjata ke Israel. Netanyahu menekankan AS harus memberikan pasokan senjata agar perang segera berakhir.
Dalam sebuah pernyataan video, Netanyahu menyayangkan keputusan Washington untuk menahan senjata dan amunisi untuk Israel dalam beberapa bulan terakhir.
"Tidak dapat dibayangkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah menahan senjata dan amunisi untuk Israel. Beri kami peralatan dan kami akan menyelesaikan pekerjaan ini lebih cepat," kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera, Rabu (19/6/2024).
Netanyahu tidak merinci senjata apa yang ditahan, dan militer Israel menolak menanggapi permintaan komentar. Ophir Falk, penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, menunda pertanyaan mengenai rinciannya kepada pemerintah AS.
Perdana Menteri Israel itu juga mengklaim bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam kunjungannya baru-baru ini ke Israel, mengatakan dia bekerja sepanjang waktu untuk mengakhiri penundaan tersebut.
"Menteri Luar Negeri (Antony) Blinken meyakinkan saya bahwa pemerintah bekerja siang dan malam untuk menghilangkan hambatan ini. Saya tentu berharap hal itu terjadi. Seharusnya begitu,” ujarnya.
Namun, Menteri Luar Negeri Anthony Blinken mengatakan satu-satunya jeda dalam pengiriman senjata ke Israel terkait dengan bom berat yang diluncurkan pada bulan Mei, saat berbicara dalam konferensi pers pada hari Selasa di Departemen Luar Negeri.
Amerika Serikat menangguhkan pengiriman bom seberat 900 kg ke Israel lantaran dikhawatirkan akan dipakai Israel untuk menyerang daerah padat penduduk seperti Rafah.
Meski memutuskan untuk menangguhkan kiriman bom 900 kg, Blinken meyakini pasokan bantuan lainnya ke Israel berjalan seperti biasa. Washington diketahu rutin memberikan bantuan militer sebesar 3,8 miliar USD (Rp62 triliun) ke Israel setiap tahunnya.
Biden bahkan memberikan sekutu AS itu bantuan tambahan sebesar 17 miliar USD (Rp277 triliun) di tengah perang Israel di Gaza. Selain itu, Biden juga mengizinkan penjualan senjata lebih lanjut ke Israel, termasuk paket senilai 1 miliar USD (Rp16 triliun) bulan lalu.