Mengenal Suku Togutil, Suku Pedalaman di Halmahera yang Sempat Viral

ERA.id - Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial, tiga orang suku pedalaman mendatangi pekerja Tambang di hutan Halmahera, Maluku. Ketiga orang tersebut diketahui sebagai anggota suku Togutil. Ketiga orang suku Togutil ini kemudian diajak berkomunikasi dan makan bersama para pekerja tambang. Di tengah gempuran modernitas yang semakin deras, faktanya masih ada eksistensi suku pedalaman yang masih terasing. Untuk mengenal suku Togutil lebih jauh, simak ulasannya di bawah ini.

Mengenal Suku Togutil

Melansir gurupendidikan.co.id, suku Togutil juga disebut suku Tobelo dalam. Mereka adalah etnis yang mempertahankan hidup secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo, dan Buli. Semua hutan tersebut masih termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera Utara, Maluku.

Adapun kehidupan suku Togutil masih bergantung pada hutan sepenuhnya. Suku Togutil tinggal di Halmahera bagian barat dan tengah. Mereka tinggal secara berkelompok di sekitar sungai, umumnya dengan mendirikan rumah dari kayu dan bambu yang beratapkan daun palem tanpa dinding.

Ada beberapa tipe rumah yang ditempati suku Togutil, mulai dari yang sederhana hingga yang lengkap. Rumah sederhana hanya terdiri dari bangunan gubuk besar yang di dalamnya berisi balai sebagai tempat tidur, dapur berupa tungku, dan para-para untuk menyajikan makanan dan minuman sebagai persembahan kepada roh leluhur.

Sedangkan pada rumah tipe sedang hanya ditambahkan satu gubuk khusus yang lebih kecil untuk dapur. Untuk tipe rumah lengkap terdapat tambahan gubuk lain untuk tempat tidur orang dewasa dan tamu.

Suku Togutil saat datangi penambang di kawasan Karaohe, Maluku Utara. (Ist)

Sistem Komunikasi dan Mata Pencaharian Suku Togutil

Suku Togutil berkomunikasi dengan bahasa Tobelo, sama seperti orang-orang yang tinggal di pesisir Tobelo. Selain berkebun, suku Togutil juga bertahan hidup dengan berburu rusa, babi, dan menangkap ikan di sungai.

Sedangkan untuk menyiapkan persediaan sumber makanan, mereka menanam sagu, ubi jalar, pisang, dan pepaya di lahan yang tersedia.

Terkadang orang Togutil juga menjual tanduk rusa kepada orang-orang di pesisir. Karena suku Togutil hidup secara nomaden, lahan yang digarap untuk berkebun pun menjadi tidak diusahakan secara intensif.

Namun, hal tersebut berdampak baik pada ekosistem hutan, tidak ada kerusakan hutan yang parah di daerah tempat tinggal suku Togutil.

Sistem Kepercayaan Suku Togutil

Suku Togutil meyakini adanya eksistensi kekuatan dan kekuasaan tertinggi yaitu Jou Ma Dutu, pemilik alam semesta yang biasa mereka sebut dengan "o -gokiri- moi" yang berarti jiwa atau nyawa.

Itulah sebabnya suku Togutil sangat menjaga alam terutama hutan dan memanfaatkannya dengan baik. Hasil hutan tidak sekadar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi dimanfaatkan juga sebagai obat-obatan tradisional.

Masyarakat Togutil juga mempercayai bahwa roh orang yang meninggal senantiasa bersemayam di dalam rumah. Mereka yakin bahwa roh nenek moyang selalu mengawasi dan menjaga anak cucunya.

Namun, pada saat ini, sebagian suku Togutil yang hidup dekat pesisir mulai tidak menganut kepercayaan nenek moyang dan memutuskan untuk memeluk agama Kristen Protestan.

Demikianlah sedikit ulasan untuk mengenal suku Togutil, suku pedalaman yang tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…