Didatangi Orang Asing, Suku Togutil Maluku Sambut "Tamunya" dengan Panah
ERA.id - Suku Togutil atau suku Tobelo Dalam belum lama ini dikabarkan memanah orang yang datang ke pedalaman hutan yang ada di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Informasi itu tersebar luas di media sosial lewat video yang viral pada Selasa (19/1/21) beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut, tampak beberapa warga atau orang asing sedang menyeberangi sungai untuk berburu hewan di hutan.
Tiba-tiba seorang pria yang diduga dari suku Togutil keluar dari dalam hutan dan meneriakkan sebuah kalimat yang kurang jelas. Saat itu juga, panah melesat ke arah orang asing yang datang tersebut.
Setelah bermusyarawah dengan warga sekitar hampir sejam, akhirnya warga memilih mundur dan membiarkan suku Togutil kembali ke dalam hutan. Akibat kejadian itu, satu warga mengalami luka lengan karena kenah panah.
Sekadar diketahui, suku Togutil merupakan sebuah kelompok atau komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan Halmahera khususnya kawasan pulau Halmahera.
Suku ini hidup secara nomaden alias berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya di sekitar hutan Totodoku untuk bercocok tanam sekaligus mencari tempat tinggal baru.
Orang Togutil bermukim secara berkelompok di sekitar sungai di hutan yang turut dijaganya dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Belakangan, orang Togutil semakin terpinggirkan karena banyaknya penambang dan penebang hutan secara liar yang mengakibatkan mereka harus berpindah-pindah.
Sementara dari laman Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Malut, Togutil disebut sudah mendiami pedalaman Halmahera selama ratusan tahun. Selama ini mereka identik dengan julukan penguasa rimba.
Komunitas dengan populasi yang kian menyusut ini menggunakan bahasa Tobelo Dalam atau Tobelo Halus dalam komunikasi keseharian mereka.
Sedikit banyak mereka punya kemiripan dengan suku Alifuru yang mendiami pulau Seram, sehingga sebagian orang menjuluki Alifuru Halmahera.
Tapi, menilik bahasanya, sebagian masyarakat lokal Halmahera menyebut mereka sebagai Tobelo hutan atau orang hutan. Julukan dalam bahasa Tobelo (bahasa yang juga dipakai komunitas ini) adalah, Ohongana manyawa atau penghuni rimba. Mereka lebih suka dengan sebutan ini ketimbang nama Togutil.