KPK Berharap Lagu Antikorupsi Jadi Pengusir 'Setan'

Jakarta, era.id - Wakil Ketua KPK Saut Situmorang tampak serius memperhatikan para finalis Festival Suara Antikorupsi (Saksi) 2018 membawakan lagu-lagu mereka. Sesekali kepalanya juga bergerak mengikuti alunan musik yang dibawakan para peserta.

Dalam festival tersebut, Saut menjadi juri bersama vokalis grup musik Navicula Gede Robi, dan perwakilan dari KanalKPK Zulkarnain. Tak hanya Saut, Robi dan Zulkarnain juga terlihat menikmati penampilan para peserta. Sesekali ketiganya juri itu berbincang mengomentari penampilan para finalis.  

Festival musik Suara Antikorupsi (Saksi) KPK 2018. (Wardhany/era.id)

Saut menjelaskan, dalam Festival Musik Antikorupsi kali ini, ada 220 pemusik yang ikut berpartisipasi. Seperti KPK, lanjut Saut, para peserta juga punya motivasi yang sama untuk melawan korupsi.

"Dengan berbagai macam genre musik, mereka menyuarakan antikorupsi dengan gaya mereka. Ada frustasi, ada yg teriak-teriak, ada yang maki-maki, ada bahkan berpuisi dan lain-lain," kata Saut di pelataran parkir Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).

Wakil Ketua KPK itu bilang, dari proses panjang 220 peserta itu kemudian terpilih sembilan orang yang berasal dari berbagai daerah, seperti Inoe dari Tangerang, DEN'ORENS dari Banjarmasin, Meriem dari Yogyakarta, Alma dari Yogyakarta, One Zero dari Malang, Novice dari Cilacap, AKAR dari Medan, DNA dari Bandar Lampung dan Tiga Warna Musik dari Surabaya.

Saut berharap, lagu ini kemudian bisa diputar dimana pun. Termasuk diputar di gedung DPR. Tujuannya untuk mengusir setan. Iya, setan korupsi maksudnya.

"Saya yakin hari ini merupakan momentum sejarah kedua, tahun kedua yang kemungkinan kalau diputar di Gedung DPR atau diputar di mobil pejabat, mudah-mudahan setan keluar dari dalam mobilnya, sehingga dia tidak korupsi," ungkapnya.

Festival musik Suara Antikorupsi (Saksi) KPK 2018. (Wardhany/era.id)

Menurut Saut, dia bersama dua juri lainnya sudah mendengarkan lagu dari para peserta. Namun, ia juga mau menilai kemampuan meng-arrange lagu serta kemampuan para peserta dalam membawakan lagunya. Ia juga bilang, festival ini akan terus menerus diadakan.

"Festival Lagu Anti Korupsi atau SAKSI ini akan dilaksanakan sampai dunia ini kiamat. Jadi, artinya kita akan terus bernyanyi untuk menyuarakan antikorupsi," jelas Saut.

Bahkan, kalau perlu, Saut bilang harusnya diadakan penganugerahan musik seperti Grammy Award di Amerika Serikat yang memberikan penghargaan bagi musisi-musisi. Bedanya, penghargaan ini diberikan bagi musisi yang berani menyuarakan semangat antikorupsi.

"Mari kita nikmati untuk kemudian kita akan melaksanakannya tiap tahun, seperti Grammy Award di Amerika, tapi khusus untuk lagu korupsi," tutupnya.

Tag: kpk korupsi bakamla