Cerita Keluarga Korban Rombongan Guru Surabaya yang Tewas Usai Kecelakaan di Tol Solo-Semarang
ERA.id - Enam orang dalam rombongan guru SD Darul Falah asal Surabaya tewas usai Minibus Isuzu Elf bernopol AG 7710 V yang mereka tumpangi menabrak truk di Tol Solo-Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (13/7/2024) dini hari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Era.id, terdapat 22 penumpang dalam minibus saat kecelakaan terjadi, termasuk pemandu wisata dan sopir.
Dari pantuan Era.id, sekitar pukul 19.00 WIB rumah salah satu korban kecelakaan, yakni Ketua Yayasan Darul Falah Abdul Manan sudah dipenuhi karangan bunga. Bahkan, tampak ada karangan bunga dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Firda Usatu Ni'mah (31), anak dari Abdul Manan menyebut lima korban kecelakaan merupakan keluarganya.
Mereka adalah ayahnya, Abdul Manan; satu adik kandung; kakak ipar; dan dua keponakannya atau cucu dari Abdul Manan.
“Ayah saya; guru olahraga Acmad Rofiuzein (26 tahun, anak ke-6 Abdul Manan); guru bahasa Arab Rifatul Fatati (27 tahun, menantu dari anak ke-5); 2 cucu Abdurohim usia 9 bulan dan Adiba Mulazima Faudah Falah usia 4 tahun," kata Firda saat ditemui di rumah duka Jalan Kalilom Lor 1, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Surabaya.
Firda menyampaikan, dua keponakannya merupakan anak dari adiknya, Rifatul Fatati yang juga meninggal dunia.
"Ibunya patah tulang mau operasi, ayahnya luka," lanjutnya.
Ia menjelaskan rombongan guru SD Darul Falah itu melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk berliburan setelah rapat kerja (raker) di sekolahnya.
“Tujuannya mau ke Jogja. Sebenarnya ada raker SD di sini gak ke mana-kemana selama dua hari. Akhirnya yayasan ingin ajak refreshing guru-guru ke Jogja,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang kerabat Abdul Manan, Husin Yasin mengaku dirinya mendapatkan pesan sebelum Ketua Yayasan Darul Falah itu tewas kecelakaan.
"Almarhum (Abdul Manan) bertemu saya sebelum berangkat ke Jogjakarta dari Surabaya pada 12 Juli," ungkap Husin di rumah duka.
Husin menambahkan almarhum menyampaikan bahwa bakal pergi jauh. Menurutnya, korban memberikan penekanan pada kata jauh.
"Lungo adoh (pergi jauh), wis yo (sudah ya)," tambahnya.