Balas Kiriman Balon Sampah Korut, Korea Selatan Kembali Siarkan Propaganda Pakai Pengeras Suara
ERA.id - Korea Selatan membalas serangan balon sampah yang dikirimkan oleh Korea Utara dengan melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan siaran propaganda itu disiarkan sebagai tanggapan atas peluncuran balon sampah terbaru dari Korea Utara. Siaran itu berlangsung dari Kamis malam hingga Jumat pagi waktu setempat.
"Siaran tersebut berlangsung dari Kamis malam hingga Jumat pagi di daerah dekat tempat peluncuran balon," kata JCS, dikutip Yonhap News, Jumat (19/7/2024).
"Respon militer ke depan akan sepenuhnya bergantung pada tindakan Korea Utara," sambungnya.
JCS tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Diketahui, siaran propaganda anti-Pyongyang ini pertama kali dilakukan di dekat perbatasan sejak 9 Juni, ketika Korea Selatan menyiarkan kembali siaran itu untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Sejak akhir Mei, Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 2.000 balon berisi sampah ke Korea Selatan. Balon isi sampah itu dikirim sebagai balasan atas propaganda dari para pembelot Korea Utara dan aktivis di Selatan.
JCS mengatakan pihaknya telah mendeteksi sekitar 200 balon pembawa sampah yang dikirim oleh Korea Utara sejak Kamis, dengan sekitar 40 balon mendarat di wilayah utara Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul.
Siaran propaganda terbaru dilaporkan melibatkan beberapa pengeras suara yang dipasang di dekat bagian barat perbatasan yang dijaga ketat dan berlangsung selama kurang lebih 10 jam, dimulai pada pukul 6 sore pada Kamis (18/7).
"Analisis terhadap balon-balon yang diambil menunjukkan bahwa sebagian besar balon-balon tersebut membawa kertas bekas," katanya JCS, seraya menambahkan bahwa tidak ada balon yang berada di udara pada pukul 9 pagi.
Korea Selatan mengaktifkan siaran pengeras suara bulan lalu ketika negara tersebut sepenuhnya menangguhkan perjanjian pengurangan ketegangan militer antar-Korea tahun 2018 sebagai tanggapan atas pengiriman besar-besaran balon pembawa sampah oleh Korea Utara.
Perjanjian tersebut, yang ditandatangani di bawah pemerintahan mantan Presiden Moon Jae-in yang liberal, melarang latihan artileri dengan peluru tajam di dekat perbatasan dan tindakan lain yang dianggap bermusuhan satu sama lain.
Korea Utara menentang kampanye melalui pengeras suara, serta selebaran anti-Pyongyang yang dikirim oleh aktivis Korea Selatan, karena kekhawatiran bahwa masuknya informasi dari luar dapat menimbulkan ancaman bagi rezim Kim Jong-un.
Setelah siaran tanggal 9 Juni, Korea Utara memperingatkan akan adanya 'respon baru' terhadap perang psikologis tersebut, dan menyebutnya sebagai 'awal dari situasi yang sangat berbahaya'.
Awal pekan ini, Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, mengancam bahwa Korea Selatan akan menghadapi konsekuensi yang "mengerikan dan merugikan" jika membiarkan pembelot Korea Utara terus mengirimkan selebaran yang mengkritik Korea Utara.