Jokowi: Petahana Gampang Dicari Kesalahannya
Jakarta, era.id - Capres nomor urut 01, Joko Widodo sempat menyebut, sebagai petahana, mudah bagi lawan politik untuk mencari kesalahan di masa kepemimpinannnya. Hal ini disampaikan Jokowi dalam dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Relawan Bravo-5.
Dalam sambutannya, Jokowi meminta agar para relawannya yang tergabung di Bravo-5 untuk terus menerus mengangkat keberhasilan program kerja pemerintahannya selama empat tahun masa kepemimpinannya.
"Ingat bapak, ibu, dan saudara sekalian yang namanya petahana itu posisinya gampang dicari kesalahan. Gampang apa yang dicari, apa yang gagal kita kerjakan," kata Jokowi di Ballroom Hotel Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara, (10/12/2018).
"Kalau yang kita sudah kerjakan, perlu kita angkat terus. Baik infrastruktur, baik dana desa, baik progam keluarga harapan, baik kartu sehat, baik kartu pintar itu harus diangkat terus," imbuhnya.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar tim serta relawannya tidak terlena dengan hasil survei akhir-akhir ini yang menyebut jika elektabilitas dirinya bersama cawapres pasangannya, Ma'ruf Amin mengalahkan kubu paslon nomot urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jangan seneng dulu kita menang survei dengan sebuah gap yang di atas 20 persen sudah dua setengah bulan ini seperti itu. Hati-hati jangan seneng dulu, hati-hati," tegas Jokowi.
Sebab, menurut capres Jokowi di era keterbukaan media seperti saat ini akan banyak isu yang kemudian siap dilontarkan di sosial media sewaktu-waktu. Jika timses dan relawan tak siap, bukan tak mungkin, isu itu justru kemudian tak bisa ditangkal dengan sempurna dan menyebabkan elektabilitas paslon nomor 01 tergerus.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal lansekap politik yang sudah berubah saat ini. Ia kemudian mencontohkan perubahan lansekap dengan peristiwa besar di dunia.
Dirinya menyebut peristiwa referendum Brexit merupakan salah satu contoh perubahan lansekap. Menurutnya, dari hasil kekalahan PM David Cameron kemudian ia menyadari adanya perubahan lansekap di bidang ekonomi global dan sosial global.
"Saya saat itu tanya kepada PM Cameron, referendum Brexit seperti apa? Apa dia jawab? 'Kita akan menang besar. Hasil survei menang besar, meskipun kalah, kita tetap akan menang, meski kecil dianggap menang'. Tapi apa yang terjadi? hasilnya dia kalah," cerita mantan Walikota Solo tersebut.
Saat Hillary Clinton yang jauh diunggulkan saat Pilpres Amerika Serikat (AS) kalah dengan Donald Trump, Jokowi juga kembali menyadari perubahan lansekap politik global saat ini.
"Padahal semua survei sampai detik terakhir (menyatakan Hillary Clinton menang). Dan saya mulai bertanya-tanya, bahkan Obama pun waktu saya tanya jawabnnya pasti menang. Tapi kita lihat, Donald Trump yang menang," ungkapnya.