Para Menteri Dunia Komitmen Atasi Kerusakan Lingkungan Laut

Jakarta, era.id - Pencemaran dan kerusakan yang terjadi di laut seyogianya menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh lapisan masyarakat dunia. Indonesia salah satu negara yang punya peran pentingnya dalam menjaga lingkungan laut global. 

Pada High Level Dialog, para menteri dari berbagai negara di dunia, memberi apresiasi atas inisiatif serta langkah konkret Indonesia dalam menangani pencemaran serta kerusakan lingkungan laut, khususnya dari aktivitas di daratan.

Dalam dialog tingkat menteri yang berlangsung di Paviliun Indonesia, bersamaan dengan Konferensi Perubahan Iklim COP 24 di Katowice, Polandia, disebutkan bahwa agenda penting ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan internasional IGR-4, di Bali beberapa waktu lalu yang telah menghasilkan Bali Declaration.

Selaku Ketua (Chair) IGR-4, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, menegaskan Bali Declaration merupakan solusi negara-negara anggota dalam menangani masalah pencemaran dan kerusakan di wilayah pesisir dan laut. Terutama dari berbagai kegiatan daratan yang bersifat lintas negara. 

High Level Dialog para menteri dari berbagai negara di dunia. (Foto: Istimewa)

"Bali Declaration sangat strategis, mengingat semakin meningkatnya kompleksitas ancaman terhadap lingkungan laut," kata Menteri Siti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/12).

Sekitar 80 persen dari aktivitas di daratan telah menimbulkan masalah lingkungan di laut, seperti nutrient, air limbah, sampah laut, micro-plastics, dan isu penting lainnya. Mengatasinya perlu dukungan antar negara melalui peningkatan kapasitas, pengetahuan dan ketrampilan, serta alih teknologi.

Ditegaskan Menteri Siti Nurbaya, Indonesia telah melakukan inisiatif mengurangi sampah, khususnya sampah plastik hingga 70 persen pada tahun 2025. Selain itu telah diluncurkan Rencana Aksi Nasional mengurangi limbah plastik melalui berbagai kegiatan yang dilakukan semua pemangku kepentingan.  

Indonesia juga melakukan inisiatif melalui komitmen 156 perusahaan besar untuk mengurangi sampah plastik. Berkenaan dengan hal tersebut, Indonesia telah menerapkan Program Penilaian Kinerja Lingkungan oleh Perusahaan (PROPER) yang cukup signifikan mengurangi beban pencemaran.

"Sebanyak 437 perusahaan hijau telah melaporkan 8.474 kegiatan yang didedikasikan untuk pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) target ke-14," ungkap Menteri Siti Nurbaya.

Sementara itu menanggapi statement yang disampaikan perwakilan dari Amerika Serikat, John Lowell Amstrong, Indonesia menyampaikan pentingnya pembentukan Regional Center mengatasi isu lingkungan ini.

Untuk menunjang pembentukan Center tersebut, Indonesia telah memiliki berbagai modalitas antara lain berupa berbagai program dan aksi nyata dalam penanganan permasalahan lingkungan laut dari berbagai kegiatan berbasis di daratan.  

"Regional Center akan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya termasuk dengan member countries, organisasi internasional, dunia usaha dan berbagai pihak lainnya," tegas Menteri Siti Nurbaya.

Dalam kesempatan tersebut, UN Assistant Secretary-General, Dr. Satya S. Tripadi, mengapresiasi kinerja dan kepemimpinan Indonesia di bidang perlindungan lingkungan laut. 

"Kami berterima kasih kepada Indonesia, yang telah menyelenggarakan pertemuan penanganan sampah di laut dan menghasilkan Bali Declaration," ucap Satya.

Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Yoshiaki Harada, juga sangat mendukung Indonesia dan negara-negara Asia lainnya untuk mengatasi sampah termasuk sampah di laut. Pihaknya akan mendukung dari segi pengetahun dan teknologi. "Kami sangat mengapresiasipresi inisiatif Indonesia dalam penanganan permasalahan lingkungan laut," katanya. 

Apresiasi serupa disampaikan Direktur Kementerian Lingkungan dan Pertanian Georgia, Nino Tkhilav, serta perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, Julian Hasers.

High Level Dialog dilanjutkan dengan Bureau Meeting IGR-4,yang dipimpin Menteri Siti Nurbaya. Pertemuan tersebut dihadiri Menteri Lingkungan Hidup, Energi dan Perubahan Iklim Seycheless, Wallace Cosgrow, Direktur Lingkungan Hidup dan iklim Kementerian Lingkungan dan Pertanian Georgia, Nino Tkhilava, selaku Member Bureau Meeting IGR-4. 

Pihak UN Environment yang diwakili Koordinator GPA-UN Envirment, Habib El-Habr, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hasil Informal Bureau Meeting IGR-4 di Katowice yang telah menyepakati inisiatif Indonesia dalam pembentukan Regional Center. 

Diharapkan kebijakan ini akan diadopsi pada persidangan sesi keempat United Nations Environment Assemby (UNEA-4) di Nairobi pada bulan Maret 2019.

"Kegiatan Bureau Meeting IGR-4 dan High Level Dialogue merupakan acara berbagi pengalaman, ide dan gagasan dari berbagai negara untuk mendapatkan solusi dalam aksi nyata penanganan permasalahan lingkungan laut. Pada umumnya bersepakat bahwa Regional Capacity Center di Bali perlu segera diwujudkan," tutup Menteri Siti Nurbaya.

Tag: potensi laut indonesia