Prabowo Tak Boleh Kalah, Kalau Indonesia Tak Ingin Punah
"Jadi saudara, sudah dikatakan, kita merasakan getaran rakyat, kita merasakan rakyat ingin perubahan, rakyat ingin perbaikan, rakyat ingin pemerintah yang bersih dan tidak korupsi. Betul? Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah," kata Prabowo pada acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).
Sekadar informasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, punah dimaknai sebagai habis semua hingga tidak ada sisanya; benar-benar binasa; hilang lenyap; musnah. Analogi yang mengerikan dari frasa punah.
Kembali ke pernyataan Prabowo. Bagi mantan Danjen Kopassus itu, rakyat ingin dengan perubahan, perbaikan dan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Prabowo bilang, elite Indonesia selalu mengecewakan dan gagal menjalankan amanah rakyat.
Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai elite Indonesia yang sudah berkuasa puluhan tahun malah memberi arah keliru dan sistem yang salah. Sistem itu jika diteruskan akan membuat Indonesia semakin lemah dan miskin. Jika merujuk pada frasa 'puluhan tahun' berarti kritik Prabowo juga menyerang mulai dari Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY (dua periode) dan termasuk juga Joko WIdodo.
"Indonesia semakin miskin dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," ujarnya.
Dari mana analisa punah itu berasal? Dari analisis berbagai ahli yang Prabowo terima, katanya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia hanya sekitar 4.000 dolar AS per tahun. Namun hanya, 49 persen atau setengahnya justru dikuasai hanya sekitar satu persen penduduk Indonesia.
"Jadi kalau kita cabut yang satu persen, kekayaan penghasilan kita setahun tinggal setengahnya yaitu 1.900. Itu kata penasihat saya, Pak Fuad Bawazier. Jadi kalau kita cabut yang satu persen tinggal setengahnya. Kita per kapita bukan 3.800 dolar, tapi setengahnya, 1.900 kurang lebih, 1.900 dolar per kapita, artinya dibagi rata," papar Prabowo.
Tak hanya itu, dari angka 1.900 itu pun masih ada tanggungan utang yang harus ditanggung oleh setiap warga negara. Bahkan, kata Prabowo, bayi yang belum lahir pun telah mendapat tanggungan utang sebesar Rp9 juta per orang.
Bahkan, lanjut Prabowo dengan pendapatan seminim itu, posisi Indonesia tak berbeda jauh dengan Chad, Ethiopia, Rwanda, dan Afghanistan yang pendapatan per kapitanya sebesar 1.300 dolar AS.
Karena itulah, kata Prabowo, tak ada jalan lain baginya dan Sandiaga Uno selain memenangi pemilihan presiden 2019. Prabowo lantas menyebut konferensi nasional hari ini sebagai momentum persiapan menuju kontestasi Pemilu 2019. "Konferensi nasional ini adalah taklimat sebelum kita maju ke medan laga menyelamatkan bangsa dan negara," ujarnya.
Sejumlah elite politik partai koalisi pendukung juga terlihat hadir. Di antaranya, Amien Rais dari Partai Amanat Nasional (PAN), Priyo Budi Santoso dari Partai Berkarya, Yusuf Martak dari alumni 212, Mustafa Kamal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Koordinator Juru Bicara Koalisi Indonesia Adil Makmur Dahnil Anzar Simanjuntak.