Wilayah Sebaran Kasus Mpox di Indonesia dan Gejala yang Harus Diwaspadai
ERA.id - Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan, kasus Mpox di Indonesia telah terkonfirmasi di beberapa wilayah. Lantas mana saja wilayah sebaran kasus mpox di Indonesia?
Meskipun jumlah kasus terus meningkat, pemerintah telah melakukan upaya intensif untuk mengendalikan penyebarannya.
Wilayah Sebaran Kasus Mpox di Indonesia
Dilansir dari laman Kemkes, hingga Agustus 2024, Indonesia telah mencatat 88 kasus Mpox sejak tahun 2022. Sebagian besar kasus terkonfirmasi pada tahun 2023 (73 kasus), dengan penambahan 14 kasus pada tahun 2024.
Kasus terbaru dilaporkan pada minggu ke-23 tahun ini, dengan wilayah sebaran mencakup Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan DIY.
Adapun, berdasarkan analisis sekuens virus cacar monyet (MPXV) di Indonesia pada tahun 2023 yang diunggah ke GISAID menunjukkan bahwa virus yang beredar di sini termasuk dalam kelompok genetik Clade IIb.
Kelompok virus mpox yang menyebar di Indonesia ini umumnya terkait dengan gejala yang lebih ringan dan tingkat kematian yang rendah.
Baca juga artikel yang membahas Hubungan Seksual Berisiko Jadi Penyebab Penularan Mpox
Virus Mpox karena apa?
Dilansir dari laman resmi WHO, mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Ini adalah infeksi virus yang dapat menyebar dari orang ke orang, terutama melalui kontak dekat, dan melalui benda dan permukaan yang telah disentuh oleh orang dengan mpox.
Kemudian pada lingkungan di mana virus monkeypox ada di antara beberapa hewan liar, virus ini juga dapat ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia yang melakukan kontak dengan mereka.
Gejala dan Tanda Mpox
Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang lebih ringan, sementara yang lain dapat mengalami penyakit yang lebih serius dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Berikut ini poin-poin pentingnya:
- Gejala umum mpox adalah ruam yang dapat bertahan selama 2–4 minggu. Ruam ini mungkin dimulai atau diikuti oleh, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
- Ruam Mpox tampak seperti lepuhan atau luka yang dapat menyebar di wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, daerah genital, dan/atau daerah anal. Luka ini juga bisa ditemukan di mulut, tenggorokan, anus, rektum, vagina, atau di mata.
- Selain itu, beberapa orang akan mengalami peradangan di dalam rektum (proktitis) yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, serta peradangan pada alat kelamin yang dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil.
- Penyakit mpox yang parah dapat mencakup lesi yang lebih besar dan lebih luas (terutama di mulut, mata, dan alat kelamin), infeksi bakteri sekunder pada kulit atau darah, serta infeksi paru-paru.
- Komplikasi termasuk infeksi bakteri parah dari lesi kulit, mpox yang mempengaruhi otak (ensefalitis), jantung (miokarditis), atau paru-paru (pneumonia), dan masalah mata.
Dalam banyak kasus, gejala mpox hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu dengan perawatan suportif, seperti obat untuk nyeri atau demam. Namun, pada beberapa orang, penyakit ini bisa menjadi parah atau menyebabkan komplikasi hingga kematian.
Namun pada bayi yang baru lahir, anak-anak, orang hamil, dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah (seperti yang memiliki penyakit HIV lanjut) mungkin berisiko lebih tinggi mengalami penyakit mpox lebih.
Selain wilayah sebaran kasus mpox di indonesia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…