Rekam Jejak Wanda Hamidah di Politik, Bertekad Lawan Praktik Oligarki

ERA.id - Politisi partai Golkar, Wanda Hamidah memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Golkar pada 21 Agustus 2024. Simak rekam jejak Wanda Hamidah di politik Tanah Air di bawah ini.

Dalam unggahannya di akun media sosial pribadinya, @Wanda_hamidah, ia menuliskan, "Saya keluar dari Golkar. Saya tidak ingin berada di sisi yang salah dalam sejarah. Saya terlalu mencintai negara ini. Indonesia tidak untuk dijual. Panjang umur perlawanan."

Mengenai unggahan tersebut, Wanda mengungkapkan bahwa ada sejumlah peristiwa politik yang menjadikannya kecewa terhadap Golkar dan partai politik di Indonesia secara umum. Peristiwa-peristiwa tersebut mencakup peran partai politik dalam menyepakati serta meloloskan beberapa undang-undang kontroversial.

Misalnya, keputusan meloloskan undang-undang kontroversial yang dianggap tidak berpihak pada rakyat dan pemerintahan yang bersih. Contohnya Undang-Undang KPK dan Undang-Undang Cipta Kerja.

Latar belakang Wanda Hamidah

Wanda Hamidah lahir pada 21 September 1977. Sebelum dikenal terjun ke dunia politik, ia mengawali kariernya dari dunia hiburan. Wanda sempat menjadi model, presenter, aktris, hingga notaris dan aktivis.

Secara akademis, Wanda juga sempat menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Jakarta dan meneruskannya ke Universitas Trisakti untuk mempelajari Ilmu Hukum. Selanjutnya gelar magister di bidang studi notaris ia dapatkan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Rekam jejak Wanda Hamidah di politik. (Foto via Antara)

Rekam jejak Wanda Hamidah di politik

Sebelum mengawali karier dalam dunia politik, Wanda terlebih dahulu terkenal di dunia hiburan sebagai model sampul depan dalam majalah Gadis pada tahun 1991. Selanjutnya pada tahun 1998, Wanda memberikan partisipasinya dalam aksi demonstrasi oleh para mahasiswa saat peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan bergabung ke dalam Partai Amanat Nasional (PAN) di tahun yang sama.

Menurut pengakuan Wanda, namanya pernah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) karena menjadi salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi. Wanda juga mengaku bahwa dirinya adalah salah satu saksi mata langsung Tragedi Trisakti 1998.

Pada tahun 2009, Wanda terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta dan dilantik pada tanggal 25 Agustus. Selama menjalani tugasnya sebagai anggota dewan, Wanda masih bermain dalam film pertamanya, yakni Pengejar Angin pada tahun 2011. Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai komisioner bidang advokasi dan reformasi hukum dalam organisasi Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Kiprah politik Wanda Hamidah bersama PAN terus cemerlang. Pada tahun 2012, Wanda yang saat itu menjabat sebagai anggota Komisi E bidang pendidikan DPRD DKI Jakarta menentukan langkah yang tidak searah dengan haluan partainya.

Wanda Hamidah yang menjadi salah satu fungsionaris PAN kala itu menjelaskan dirinya menghormati keputusan partai yang secara formal mendukung pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012. Namun, dukungan tersebut dianggap tidak sesuai dengan hati nuraninya sehingga secara pribadi ia memberikan dukungan kepada pasangan dari jalur independen Faisal Basri-Biem Benyamin.

Sikap politik Wanda lagi-lagi tidak sesuai dengan apa yang diarahkan partainya. Tepatnya pada tanggal 30 Agustus 2014, Wanda resmi dipecat dari keanggotaan PAN karena mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. Pada saat itu, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah lawan dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung oleh PAN.

Ketika itu Wanda menjelaskan bahwa keputusannya mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi sikap politiknya yang hendak memperjuangkan cita-cita reformasi. Sebagai aktivis 98, Wanda bertekad melawan praktik oligarki di dalam partai politik.

Setelah dipecat dari PAN, kiprah politik Wanda Hamidah tentu saja tidak lantas berhenti. Pada tahun 2019, Wanda bergabung dengan Nasdem di mana ia terpilih sebagai dewan pimpinan wilayah provinsi DKI Jakarta. Tidak lama kemudian, Wanda mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan mewakili daerah pemilihan Jakarta Timur. Namun, langkah Wanda untuk melaju ke Senayan ini gagal.

Namun, karier politik Wanda Hamidah di Nasdem tidak bertahan lama. Pada tahun 2022, secara resmi ia bergabung ke partai Golkar dan meninggalkan Nasdem. Dia diperkenalkan oleh elite Golkar pada salah satu rangkaian perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, pada tanggal 22 Oktober 2022.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…