Kasus Monkeypox Tinggi di Jakarta, Gay dan Biseksual Paling Rentan Terinfeksi
ERA.id - Sejak Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024, tercatat 59 kasus terkonfirmasi cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Provinsi DKI Jakarta. Kasus Mpox di Jakarta ini tersebar di delapan kecamatan.
Dilansir dari Antara, adapun kasus Mpox di Jakarta ditemui di Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang, Tanjung Priok. Seluruh kasus ditemukan pada warga berusia 21 hingga 50 tahun.
Hasil studi mengidentifikasikan mereka yang rentan terkena Mpox adalah laki-laki berusia 20 sampai 40 tahun. Laki-laki yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual, hingga pasien HIV atau IMS rentan terkena Mpox.
Kelompok tersebut menjadi fokus utama program edukasi dan promosi kesehatan terkait Mpox. Vaksinasi Mpox tahun 2023 sudah menjangkau 495 orang yang masuk kelompok rentan tersebut.
“Hingga saat ini sebanyak 495 orang telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 430 orang telah menerima dosis kedua. Masih tersisa 42 vial vaksin yang akan digunakan sebagai kebutuhan,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati.
Dilansir dari website World Health Organization (WHO), banyak kasus Mpox memang telah diidentifikasi melalui klinik kesehatan seksual di komunitas gay, biseksual dan hubungan sesama jenis laki-laki, sehingga kelompok tersebut sangat rentan. Kaum transgender dan orang-orang dengan gender yang beragam juga mungkin lebih rentan dalam wabah ini.
Namun, penting untuk diingat risiko cacar monyet tidak terbatas pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki saja. Siapa pun yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang teridentifikasi mengidap penyakit ini berisiko untuk tertular.
Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks, termasuk ciuman, sentuhan, seks oral, dan penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala.
Beberapa gejala Mpox adalah ruam melepuh pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan/atau alat kelamin, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, nyeri otot, hingga tubuh rendah energi.