Intip Persiapan Hasto yang Janji Penuhi Panggilan KPK Hari Ini: Semir Rambut Hingga Pelajari Hak Tersangka
ERA.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan akan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta, pada Senin (13/1/2025). Dia bakal diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka kasus dugaan suap pengurusan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan.
Saat menggelar konferensi pers terkait persiapan HUT ke-52 PDIP, Hasto menegaskan bahwa dirinya tak sekedar hadir, tetapi juga bakal koperatif memberikan keterangan kepada penyidik KPK.
"Saya nyatakan bahwa sebagai warga negara yang taat hukum, saya akan hadir memenuhi panggilan KPK tersebut dan memberikan keterangan dengan sebaik-baiknya," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, pada Kamis (9/1).
Dia juga menyampaikan akan menjalani proses hukum yang berjalan dengan kepala tegak. Hal ini merupakan konsekuensi yang harus dihadapinya.
"Proses ini akan saya jalani dengan penuh tanggung jawab, dengan kepala tegak," tegas Hasto.
Orang nomor dua dari partai berlambang banteng itu bahkan mengaku melakukan sejumlah persiapan jelang menjalani pemeriksaan pada hari ini. Apa saja?
Rabut Disemir Hitam
Hasto mengaku telah menyemir hitam rambutnya sebagai salah satu persiapan menjalani pemeriksaan sebagai tersangka.
"Kalau ada yang nanya, 'persiapan Pak Hasto apa?', setidakya rambut saya sudah saya semir hitam," kata Hasto.
Kelir hitam untuk mewarnai rambutnya itu bukan tanpa makna. Dia mengaku hal itu sebagai simbol bahwa penegekan hukum tak boleh abu-abu.
Di sisi lain, dia mengaku mendapat pujian dari rekan sepertainya yaitu Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat, bahwa penampilan barunya itu membuatnya tampak lebih muda.
"Jadi seperti lambang tidak ada yang abu-abu dalam hukum, dan ini kata pak Djarot juga saya menjadi lebih muda," kata Hasto.
Pelajari Hak Sebagai Tersangka
Memenuhi panggilan untuk menjalani pemeriksaan penyidik KPK disebutnya sebagai suatu kewajiban. Di sisi lain, Hasto juga menyiapkan hal lain dengan mempelajari hak-haknya sebagai seorang tersangka.
"Saya punya kewajiban-kewajiban, bahkan saya juga sudah membaca hak-hak saya dalam status sebagai tersangka. Hak sebagai tersangka apa saja, itu sudah saya pelajari," kata Hasto di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (12/1).
Dia pun kembali menegaskan komitmennya untuk menghormati proses hukum atas dirinya yang tengah dijalani oleh penyidik KPK.
"Karena ini kan persoalan cukup lama, dan sesuai komitmen, saya akan taat sepenuhnya pada seluruh proses hukum yang berkeadilan. Ya kami hormati terhadap seluruh proses yang ditujukan kepada saya," kata Hasto.
Sempat "Lari" Bareng dengan Elite PDIP
Sehari menjelang menjalani pemeriksaan, tepatnya pada Minggu (12/1), Hasto menyempatkan mengikuti Soekarno Runniversary 2025 yang digelar di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Acara lari maraton dengan tema 'Berlari di Atas Kaki Sendiri' tersebut merupakan rangkaian perayaan HUT ke-52 PDIP.
Hasto bersama sejumlah elite PDIP seperti Ganjar Pranowo, Komarudin Watubun, hingga Pramono Anung bersemangat mengikuti kegiatan tersebut.
Dia mengaku tahun ini mencatatkan rekor baru. Dia berhasil menempuh 10 kilometer dengan catatan waktu selama 1 jam 29 menit.
"Saya pribadi ternyata menunjukkan sebuah progress, kalau yang pertama kali 1 jam 36 menit untuk 10 kilo, dan progress menjadi 1 jam 32 menit dan hari ini 1 jam 29 menit. Sehingga di dalam olahraga, yang dikedepankan adalah sportivitas," kata Hasto.
Padahal, dia mengaku belakangan kurang istirahat. Namun berhasil menyelesaikan lomba lari tersebut dengan waktu yang cukup singkat.
“Walau saya sebenarnya kurang istirahat menjelang Soekarno Run kali ini, tetapi saya puas karena berhasil finish dan waktunya 1 jam 29 menit," ujarnya.
Sebagai informasi, ini merupakan pemanggilan kedua yang dilayangkan penyidik KPK kepada Hasto. Sebelumnya, lembaga antirasuah itu menjadwalkan pemeriksaan pada Senin (6/1).
Namun Hasto berhalangan hadir dan meminta penjadwalan ulang. Alasannya karena masih mempersiapkan HUT ke-52 PDIP yang dirayakan pada Jumat (10/1).
Atas permintaan itu, KPK pun menjadwalkan ulang pemeriksaan Hasto.
"Untuk yang bersangkutan sudah pasti direschedule, sudah pasti direschedule kemungkinan besar di atas tanggal 10 (Januari)," kata Tessa kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (6/1).
Tessa tidak memerinci alasan penyidik mengabulkan permintaan yang disampaikan Hasto. Tapi kejadian semacam ini lazim terjadi.
"Tentunya apabila yang bersangkutan sudah menyepakati tanggal pemeriksaan berikutnya dengan penyidik itu seyogyanya perlu ditaati oleh yang bersangkutan," tegasnya.
"Dalam hal penyidik juga memiliki fleksibilitas untuk bisa melihat alasan ketidakhadiran baik saksi maupun tersangka, apakah itu bisa diterima atau tidak, kembali ke KUHAP. Bila saksi tidak hadir dengan alasan yang patut dan wajar maka penyidik dapat memanggil kembali dengan surat panggilan kedua," sambung Tessa.
Diberitakan sebelumnya, KPK mengembangkan kasus suap pergantian antar waktu (PAW) yang menjerat eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan buronannya, Harun Masiku. Dua orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka, yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah yang merupakan kader PDIP sekaligus pengacara.
Tak sampai di situ, Hasto juga jadi tersangka perintangan penyidikan. Ia diduga berusaha menghalangi proses hukum, salah satunya dengan meminta Harun untuk merusak ponselnya dan kabur setelah operasi tangkap tangan (OTT) dilakukan.