Tak Lagi Dijual Bebas, Pembelian Ganja di Thailand Kini Wajib Sertakan Sertifikat Medis

ERA.id - Pemerintah Thailand akan memberlakukan syarat pembelian ganja dengan menunjukkan sertifikat medis. Syarat ini diberlakukan guna mengontrol penggunaan ganja setelah tiga tahun didekriminalisasi.

Perwakilan dari departemen pengobatan tradisional dan alternatif kementerian kesehatan, Somruek Chungsaman, menuturkan bahwa syarat itu akan diumumkan dalam waktu 40 hari ke depan. Aturan baru itu akan mengklasifikasikan ganja untuk kebutuhan medis bukan rekreasi.

"Siapa pun yang ingin membeli bunga ganja untuk dihisap, baik dari Thailand maupun asing, harus memiliki resep dokter untuk penggunaan medis," katanya kepada Reuters, Kamis (22/5/2025).

"Kami tidak ingin orang mengatakan bahwa mereka datang ke Thailand hanya untuk menghisap ganja. Itu memberi kesan negatif," tambahnya.

Diketahui Thailand adalah salah satu negara pertama di Asia yang mendekriminalisasi ganja tetapi melakukannya tanpa undang-undang yang mengatur penjualan, produksi, atau penggunaannya. Hal itu langsung memicu ledakan, dengan puluhan ribu pengecer bermunculan di seluruh negeri, terutama di tempat-tempat wisata populer di Bangkok dan pulau resor Phuket.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Thailand mengatakan penggunaan ganja untuk hiburan akan dilarang pada akhir tahun lalu. Tetapi belum ada pembatasan yang diberlakukan pada industri tersebut, yang diperkirakan bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun.

Pihak berwenang sejauh ini telah mengeluarkan peraturan tidak paten yang melarang ganja di sekolah dan mengharuskan pengecer untuk memberikan informasi yang jelas tentang penggunaan ganja dalam makanan dan minuman untuk mencoba mengendalikan industri tersebut.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan sedang menyusun undang-undang ganja yang komprehensif, yang memerlukan persetujuan kabinet sebelum dikirim ke parlemen untuk dibahas.

Namun para pendukung ganja mengatakan persyaratan terbaru berupa surat keterangan dokter tidak diperlukan karena penggunaan ganja sudah menurun setelah lonjakan awal.

"Ganja tidak populer di kalangan anak muda. Bahkan, jumlah perokok tidak meningkat sama sekali, yang menyebabkan banyak toko tutup," kata Prasitchai Nunual, sekretaris jenderal Jaringan Masa Depan Ganja Thailand.