Fahri Prediksi Bakal Terjadi Golput Besar-besaran di Pilpres
Bekas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, masyarakat tidak merasa ada hubungan antara pergantian pemimpin yang dilakukan lima tahunan sekali dengan nasib mereka.
"Makanya bikin menarik ini debat. Ini challenge buat KPU. Kalau dia gagal membuat debat ini menarik, jumlah golput akan meningkat. Sebab, orang akan merasa tidak ada hubungannya antara pergantian pemimpin dengan nasibnya," ujar Fahri, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Fahri menilai, keadaan ini yang selalu terjadi di seluruh dunia. Apalagi, katanya, jika penyelenggaraan pemilunya datar dan tidak atraktif. Hal inilah, lanjut Fahri, yang harus diperbaiki oleh KPU.
"Caranya kemudian kita perkuat, paling tidak dugaan saya dari lima keharusan mencoblos DPRD kabupaten/kota, Provinsi, DPR, DPD, Presiden, dugaan saya orang akan skip yang empat. Dia cuman (fokus) ke presiden saja. Itupun kalau debatnya menarik. Kalau ga menarik bisa bisa lima limanya orang enggak mau dateng," jelasnya.
Fahri mengatakan tidak akan ada penolakan dari masyarakat terhadap calon legislatif baik DPRD, DPR maupun DPD karena tidak adanya perlombaan akibat Pileg dan Pilpres dilangsungkan bersamaan.
"Karena presiden dan legislatif ini dibikin bareng, sementara kompetisi legislatif itu tidak tampak, paling orang hanya akan datang untuk nyoblos presiden, yang lain tuh jangan-jangan dia merem gitu enggak dilihat," kata dia.
"Nah karena itu KPU tantangannya adalah membuat ini lebih atraktif. Termasuk enggak tahu ya di celah-celah ini bagaimana caranya membuat pileg lebih menarik," tambah dia.