Banyak Napi Coba Bunuh Diri di Rutan Palangka Raya
Sejak 2018 hingga pertengahan tahun ini, tercatat lima narapidana di Rutan Klas IIA Palangka Raya mencoba bunuh diri. Caranya macam-macam, mulai dari meminum cairan pembersih lantai hingga menyetrum diri dengan kabel listrik.
Kepala Pengamanan Rutan Klas IIA Palangka Raya, Oktario menjelaskan, seluruh percobaan bunuh diri itu untungnya tak ada yang betul-betul berujung kematian. Petugas, kata Oktario, selalu berhasil menggagalkan upaya bunuh diri.
Menurut Oktario, pemicu tingginya angka percobaan bunuh diri di kalangan para napi ini bermacam-macam. Permasalahan pribadi seperti dituntut cerai istri hingga rasa menyesal melakukan perbuatan pidana adalah yang paling banyak ditemukan.
Atas berbagai temuan itu, pihak rutan memperketat pengawasan. "Selama ini aksi mereka dapat digagalkan, lantaran perilaku sehari-hari para napi aneh dan selalu mengeluh," tutur Oktario ditulis Antara, Minggu (19/5/2019).
"Hal tersebut dapat terdeteksi, apa yang akan nantinya ia lakukan. Apabila mengakhiri dengan cara gantung diri, itu rata-rata spontan dilakukan napi dan jarang ada yang mengetahuinya."
Selain meningkatkan pengawasan, pihak rutan juga menggencarkan penyuluhan dan siraman rohani kepada para penghuni rutan. Hal ini dianggap penting untuk melawan dorongan bunuh diri atau tindakan mengerikan lainnya.
"Ya, solusinya kami sebagai petugas di sini gencar memberikan bimbingan rohani sesuai agama yang dianut para napi masing-masing. Hal itu dilakukan agar keimanan yang mereka miliki kuat untuk menghadapi masalah yang selama ini menimpa mereka."
Ia menambahkan, untuk mencegah kasus bunuh diri di rumah tahanan, kini diterapkan pola pengawasan ekstra di setiap kamar tahanan yang bekerja sama dengan sejumlah napi setempat.
"Kami berharap apa yang dilakukan itu berjalan maksimal dan sesuai kehendak kami. Tidak hanya itu, agar pikiran para napi rileks menjalani massa hukumannya, petugas menyediakan fasilitas olahraga di dalam rutan."