Setelah 30 Tahun, Pelaku Pembunuhan Berantai Hwaseong Terungkap 

Jakarta, era.id - Butuh waktu 30 tahun untuk Kepolisian Korea Selatan mengungkap pelaku pembunuhan berantai Hwaseong yang sempat menggemparkan Negeri Gingseng pada tahun 1980.

Terduga pelaku pembunuhan yang berusia 50 tahun dengan nama panggilan Lee ini sedang menjalani hukuman penjara. Namun, pria itu dihukum atas tuduhan kasus lain yaitu pemerkosaan dan pembunuhan saudara iparnya pada tahun 1994, demikian dilansir Korean Herald, Kamis (19/7/2019), 

"Pada bulan Juli lalu, kami mengirimkan sejumlah bukti ke National Forensic Service (NFS), yang hasilnya menunjukkan bahwa DNA tersangka cocok pada 2 dari 10 kasus," kata pejabat kepolisian Gyeonggi Nambu Provincial Police Agency, yang tidak disebutkan namanya. 

Meski pelaku telah ditemukan, jaksa tidak bisa menjatuhkan tuntutan kepada pelaku. Alasannya karena kasus pembunuhan berantai Hwaseong itu sudah dinyatakan kadaluwarsa pada April 2006 silam, demikian dikutip dari Korean Times.

Serial pembunuhan Hwaseong

Kasus pembunuhan berantai ini menghebohkan penduduk Korea Selatan pada tahun 1980-an. Pelaku telah memperkosa dan membunuh 10 perempuan yang berusia antara 13 dan 71 tahun sejak 15 September 1986 hingga 3 April 1991 di sebuah pedesaan dekat Hwaseong di Provinsi Gyeonggi. 

Kasus ini kemudian dikenal sebagai 'Pembunuhan Hwaseong'. Para korban diduga diserang saat melakukan perjalanan ke rumah, di mana sebagian besar ditemukan di lorong yang minim cahaya dan perkebunan.

Petugas Kepolisian Korea Selatan menyelidiki salah satu tempat kejadian pembunuhan berantai Hwaseong pada 1980-an. (Sumber: Korean Herald)

Dikutip Korean Herald edisi Mei 2017, lebih dari 1,8 juta petugas polisi dan penyidik dikerahkan untuk mengungkap kasus pembunuhan dingin ini. Namun, kurangnya teknologi pada saat itu membuat polisi tak dapat mengungkapkan kasus dengan terduga pelaku yang mencapai 3.000 orang.

Bukti di tempat kejadian perkara (TKP) seperti rambut dan putung rokok telah ditemukan, tetapi semua bukti itu gagal mengungkapkan identitas pembunuh. Berikut deretan kasus dalam pembunuhan berantai Hwaseong:

1986

Dikuti dari cuplikan video YouTube Korean Reomit, kasus bermula pada 15 September. Seorang nenek (71) dilaporkan hilang dan ditemukan lima hari kemudian dalam kondisi tewas. Korban bernama Lee ditemukan tanpa pakaian bawah, namun tidak ditemukan tanda-tanda pemerkosaan. Polisi menyebut korban tewas karena dicekik dengan motif perampokan karena sejumlah uang milik korban hilang

Satu bulan kemudian, di wilayah yang sama pada 20 Oktober, perempuan berusia 25 tahun ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Banyak ditemukan tanda-tanda sayatan pada tubuh korban serta tanda pemerkosaan. Korban tewas karena dicekik menggunakan stocking miliknya sendiri.

12 Desember, wanita berusia 25 tahun dilaporkan hilang dan ditemukan tewas tak jauh dari tempat tinggalnya empat bulan kemudian. Wanita ini ditemukan tanpa pakaian bawah dengan mulut yang disekap dengan pakaian dalam. 

Polisi mengidentifikasi tersangka dalam kasus pembunuhan berantai sejak 1980-an. (Foto: Yonhap News Agency)

Hanya berselang dua hari, pada 14 Desember kembali dilaporkan kasus pembunuhan wanita berusia 21 tahun. Korban baru ditemukan satu minggu kemudian dalam kondisi tewas dengan tangan terikat ke belakang. Lagi-lagi, pelaku menggunakan pakaian dalam untuk menyekap korban. Ditemukan tanda-tanda pemerkosaan. Pelaku diduga menggunakan payung untuk merusak area private korban.

1987

Pada 10 Januari, siswi berusia 18 tahun ditemukan tewas dengan kondisi terikat pakaian dalam miliknya. Pelaku pembunuhan meletakkan korban dalam tumpukan jerami. Dalam kasus ini polisi berhasil mengidentifikasi pelaku dengan golongan darah B. Polisi kemudian menduga bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berantai. Namun, kurangnya bukti masih menghambat penyelidikan polisi.

Jeda selama lima bulan, pada 2 Mei kembali ditemukan wanita 29 tahun tewas dengan kondisi setengah bugil. Korban ditemukan satu minggu kemudian usai dilaporkan hilang oleh suaminya. Pada tubuh korban juga ditemukan sperma yang membuat polisi memperluas area investigasinya. 

1988

Pada tahun ini penduduk Korea Selatan tengah berbahagia karena akan digelar Olympic pertama. Namun, laporan pembunuhan kembali diterima usai 14 bulan lamanya tak ada kasus pembunuhan. Seroang ibu berusia 54 tahun ditemukan berlumuran darah dengan mulut yang disekap pakaian dalam. 

1990

Satu tahun kemudian, pada 15 november, seorang siswi 14 tahun ditemukan tewas dengan tanda-tanda pemerkosaan. Polisi mengungkapkan, saat ditemukan tangan gadis ini terikat oleh stocking miliknya. 

1991

Pada 3 April, nenek 69 tahun kembali ditemukan tewas dengan luka cekik. Polisi juga menemukan sperma di tubuh korban. Usai dilakukan investigasi, ditemukan bahwa pelaku memiliki golongan darah B. Kasus ini menjadi babak terakhir pembunuhan berantai Hwaseong.

Saking terkenalnya, kasus pembunuhan berantai itu kemudian diangkat menjadi film Memories of Murder yang disutradarai oleh Song Kang-Ho. Kasus Hwaseong sampai saat ini masih jadi perbincangan dunia, karena menjadi salah satu kasus pembunuhan terbesar di Korea Selatan.