Membantah Argumen Cat Cold Plastic Impor untuk Marka Jalur Sepeda
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan dari Rp73 miliar total anggaran jalur sepeda, dana paling tinggi dialokasikan pada marka cold plastic bewarna sebesar Rp 62,5 miliar dan sisanya untuk rambu dan marka ganjil genap.
Adapun warna yang digunakan untuk marka jalur sepeda, yakni hijau, merah, dan kuning. Syafrin menjelaskan, mahalnya anggaran dipengaruhi oleh cat yang digunakan. Kata dia, cat tersebut menggunakan bahan cold plastic yang tidak diproduksi di dalam negeri.
Biasanya, Dishub menggunakan cat tersebut. Tapi, karena banyaknya kebutuhan cat saat ini, otomatis pengajuan anggaran bakal membengkak. "Yang mahal itu kan marka warnanya (hijau) itu impor. Belum ada yang produksi dalam negeri terkait cold plastic. Kemudian, daya tahan marka cold plastic bisa sampai 8 tahun, selama jalan tidak rusak," ucap Syafrin, selasa kemarin.
Baca Juga: Cat Impor Penyebab Tingginya Anggaran Jalur Sepeda di 2020
Lalu benarkah cat yang biasa digunakan untuk mewarnai marka jalan itu impor? Tim era.id mencoba menelusuri untuk membuktikan kabar tersebut, apakah cat berbahan dasar plastik dan lateks ini merupakan barang impor, atau dijual bebas dan diproduksi di dalam negeri.
Dilihat dari beberapa situs, produk cat tersebut dijual bebas dipasaran. Bahkan ada pula yang hingga menawarkan jasa pengecatan.
"Ada yang ready mix ada juga yang colouring surface. Masangnya juga harus pakai alat semacam pembakar gitu agar cat-nya timbul," ujar salah seorang penjual yang enggan menyebutkan namanya.
Ia yang merupakan marketing dari sebuah perusahaan pabrik cat ini juga mengakus sering mendapat orderan dari Dishub di berbagai provinsi. "Kita juga terima masang lampu lalu lintas, rambu jalan, CCTV dan macam-macam kok," sambungnya.
Cat cold plastic (era.id)
Cat cold plastic yang memang digunakan untuk marka jalan menurutnya juga sudah banyak diproduksi di dalam negeri. Bahkan ia menyebut bisa diproduksi oleh industri skala menengah. "Cat cold plastic sih sudah banyak yang bikin. Pabriknya juga banyak tuh kayak di Bambu Apus, Cilincing," ujarnya.
Untuk harganya, cat tersebut memang dijual dalam partai besar dengan satuan pail. Satu pail atau ember berisi 25 Kg cat dijual antara Rp2.200.000 hingga Rp3.000.000. Harga tersebut belum termasuk jasa pengecatan jika diminta dan dijual minimal 5 pail pemesanan.
"Harga segitu cuma catnya saja. Kalau ngecat kan pakai alat, pakai gas elpiji juga," ucapnya.
Ia menjelaskan jika untuk membuat marka jalan sepanjang 1 meter persegi dibutuhkan 2-3 kilogram cat. sehingga untuk 1 pail cat bisa mewarnai 8,3 meter persegi jalan.