Waspadai Bioterorisme, TNI dan IDI Garda Terdepan

Jakarta, era.id - Bioterorisme, senjata yang cukup ampuh menyebar bakteri, virus, jamur dan toksin. Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan kekhawatirannya terhadap senjata pembunuh massal yang ampuh menurunkan kualitas fisik manusia, hewan, dan tumbuhan itu. Gatot mengimbau kepada seluruh jajarannya dan kalangan tenaga medis untuk meningkatkan kewaspadaa.

"Karena dalam 1 x 24 jam apabila terjadi virus, toksin, jamur atau bioterorisme itu bisa melanda dunia dalam waktu cepat. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sebagai leader yang paling depan," ujar Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2017).

Gatot juga menjelaskan, Indonesia akan menjadi sumber makanan dan energi. Negara khatulistiwa bisa bercocok tanam sepanjang tahun, salah satunya Indonesia. Panglima juga mengatakan kondisi ini akan menjadi bumerang jika Indonesia tidak mampu menjaga diri.

"IDI sebagai paling depan, kita ajak bersama-sama untuk mewujudkan persamaan persepsi anatara TNI sampai dengan pemeintahan paling ujung yakni Babinsa, Babinkantibmas, Kepala Desa atau Lurah dibawah binaan dari dokter Puskesmas akan bekerjasama untuk mencegah," lanjutnya.

Gatot menjelaskan ancaman Bioterorisme itu nyata, melihat kondisi bumi yang jumlah manusianya sudah sangat banyak. Hasil riset British Petroleum, di tahun 2043, cadangan minyak akan habis dan jumlah penduduk akan membangkak hingga 12,1 milliar, sehingga, negara di sekitar ekuator seperti Indonesia terancam menjadi target lantaran memiliki cadangan pangan dan energi yang besar.

 

Tag: