Binis Direct to Consumer Bisa Jadi Solusi Hadapi Masa Sulit Selama Pandemi
Sebanyak 11 startup terpilih akan diberi pelatihan dalam kreativitas dan inovasi demi menyesuaikan bisnis cepat sesuai dengan perilaku konsumen yang berubah selama pandemi COVID-19. Pada batch ke-4 ini, Gojek Xcelerate fokus menerapkan model bisnis direct to consumer atau strategi di mana brand menjual produk langsung ke konsumen.
Startup yang mendapat pelatihan dari Gojek Xcelerate tahun ini adalah Bartega, Trope, Rollover Reaction, Pura, Getgo, Watt, Elio, Mena Indonesia, Jejak.in, Kerokoo, dan Sare.
Head of Groceries Gojek, Tarun Agarwal mengatakan situasi krisis saat ini sebaiknya perusahaan, khususnya startup menggunakan model bisnis direct-to-consumer sangat efektif untuk membantu bisnis. Mereka akan berinteraksi langsung dengan pengguna yang kini lebih banyak dengan menghabiskan waktu secara online.
Startup akan memperoleh data dan umpan balik dengan cepat sehingga lebih menyesuaikan produk seiring perubahan di pasar. Model satu ini telah diterapkan perusahaan karya anak bangsa Gojek ke status decacorn sekaligus menjadikannya lebih resilien selama pandemi COVID-19.
Cara Gojek bertahan selama pandemi COVID-19 adalah turut mengembangkan layanan yang membantu konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari (groceries) melalui beragam layanan seperti, GoMart, GoShop, dan GoFood.
"Layanan ini disesuaikan semenjak pandemi COVID-19 dengan bergabungnya Pasar Mitra Tani yang menjual bahan pangan pokok ke dalam platform, serta hadirnya GoFresh, layanan marketplace yang pada awalnya diperuntukkan khusus bagi merchants GoFood," ujar Tarun melalui konferensi video Gojek Xcelerate Batch 4 Demo Day.
"Namun saat ini juga dapat diakses oleh konsumen sebagai salah satu upaya Gojek membantu masyarakat selama krisis COVID-19. Sepanjang tahun 2020, transaksi belanja groceries di GoMart terus meningkat. Hingga bulan Mei, terjadi 5.5x peningkatan produk yang terjual di GoMart dibandingkan bulan Januari,” lanjutnya.
Hal ini digunakan untuk meminimalisir kegagalan start up dalam pengembangan produk dan layanan. Peserta Gojek Xcelerate Batch 4 dilatih supaya menerapkan Teknik MVP (Minimum Viable Point). Cara ini untuk menentukan set fitur paling minimal dalam ekosistem teknologi sebelum startup meluncurkan produk atau layanan yang lebih lengkap (full-fledged).
Manfaatnya startup yang dirasakan adalah mendapatkan umpan balik dari calon pengguna dalam waktu yang relatif singkat sehingga membantu meminimalisasi biaya pengembangan serta kemungkinan produk gagal dalam skala besar.
Tarun percaya model bisnis direct-to-consumer bisa memberikan kesuksesan bagi perusahaan start up. Ia berharap agar perusahaan start up lainnya menggunakan status decacorn supaya menjadi lebih baik.
“Implementasi model bisnis direct-to-consumer terbukti sukses membawa ekosistem Gojek menjadi decacorn kebanggan anak bangsa. Kami senang bisa berbagi best practices Gojek kepada sesama anak bangsa, harapannya lebih banyak lagi startup Indonesia yang bisa menyandang status decacorn dan bersama-sama memperkuat ekosistem teknologi global,” tutup Tarun.