Jessica Iskandar Didiagnosis Takikardia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Jakarta, era.id - Artis Jessica Iskandar didiagnosa mengalami takikardia usai melakukan pengecekan medis karena merasa ada tidak normal pada detak jantungnya. Hal ini ia ungkapkan langsung melalui channel YouTubenya.

Saat melakukan konsultasi dengan dokter, diketahui penyebab penyakit takikardia lantaran stres dan kurang berolahraga. 

Bahkan, tunangan Richard Kyle itu ikut mengantar Jedar dan memang menduga jika calon istrinya kurang berolahraga.

"Itu gara-gara apa, dok?" tanya Jedar dikutip dari vlog Jessica Iskandar, Rabu (24/6/2020).

"Dokter tadi bilang banyak hal, bisa karena stres, bisa karena kurang olahraga," timpal Richard.

Saat pemeriksaan, detak jantung Jedar mencapai angka 124. Padahal, ia sedang dalam normal dan tidak melakukan kegiatan berat.

Jedar tinggal menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium. Jika memang benar-benar ada penyakit dalam tubuhnya, itu berarti Jedar harus melakukan tindakan medis demi kelangsungan hidupnya.

Dikutip dari Allodokter pada Rabu (24/6/2020), takikardia adalah keadaan di mana detak jantung melebihi 100 kali per menit. Dalam keadaan normal, jantung berdetak sebanyak 60 hingga 100 kali per menit.  Kondisi percepatan detak jantung tersebut normal terjadi saat seseorang sedang berolahraga, atau merupakan respon tubuh terhadap stres, trauma, serta penyakit. Keadaan ini disebut sinus takikardia.

Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh, anemia, hipertiroidisme, hipertensi atau hipotensi, demam, olahraga berat, gangguan elektrolit, efek samping obat, seperti salbutamol atau azithromycin.

Kebiasaan merokok, konsumsi kafein, penyalahgunaan NAPZA, terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengalami stres atau ketakutan. Pada kasus tertentu, penyebab takikardia tidak dapat dipastikan.

Gejala takikardia yang dapat dirasakan antara lain, jantung berdebar, nyeri dada (angina), kelelahan, sesak napas, pusing, dan pingsan.

Penderita takikardi yang disertai dengan gangguan irama jantung diperlukan penanganan untuk memperlambat detak jantung berupa, manuver vagal, pemberian obat, kardioversi, ablasi, pemasangan alat pacu jantung, Implantable cardioverter (ICD), dan pembedahan.