Harga Vaksin COVID-19 Diperkirakan Rp75.000 Per Orang

Jakarta, era.id - Pemerintah sedang berupaya memproduksi 100 juta dosis vaksin COVID-19 sendiri tahun depan di tengah meningkatnya kecemasan bahwa negara-negara berkembang bakal kesulitan mendapatkan vaksin tersebut.

"Kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan biotek di dunia, kami tahu, terbatas, dan rantai pasokan global juga menghadapi tantangan," ujar Kepala Tim Inovasi COVID-19 di Kementerian Riset dan Teknologi, Kamis (2/7).

Karena itu, Indonesia perlu mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri secara swadaya dan swasembada nantinya pada tahun depan.

"Kami menggunakan teori kami dan kami optimis bahwa pada awal 2021, ini akan selesai di laboratorium," katanya.

Ia memperkirakan apabila vaksin tersebut sudah tersedia, harganya akan berkisar Rp75.000 per orang. “Jika harga vaksinnya sekitar 5 dolar atau Rp75.000, maka kita butuh setidaknya Rp26,4 triliun,” ucapnya.

Prof. Ghufron juga menguraikan upaya kerja sama antara perusahaan farmasi lokal dan asing untuk memproduksi vaksin secara massal di Indonesia. Tim Pengembangan Vaksin COVID-19 Kemenristek telah bertugas menjamin ketersediaan vaksin secara nasional dalam 12 bulan ke depan.

Direktur Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan mereka sedang bekerja dengan perusahaan China Sinovac dalam uji coba vaksin yang akan memasuki tahap ketiga uji klinis kepada manusia bulan ini.

Jika uji coba berhasil, vaksin itu dapat memulai produksi pada kuartal pertama tahun depan dengan kapasitas produksi 100 juta dosis. Dengan populasi lebih dari 265 juta, Indonesia bakal butuh lebih dari 352 juta dosis.

Selain Bio Farma dan Sinovac, Prof Ghufron mengatakan perusahaan farmasi swasta Indonesia Kalbe Farma dan perusahaan bioteknologi Korea Selatan Genexine bekerja sama untuk memproduksi vaksin.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam beberapa bulan terakhir telah berbicara tentang perlunya negara-negara berkembang untuk memiliki akses ke vaksin virus korona di masa depan.

Kekhawatiran terbatasnya akses kepada vaksin meningkat ketika Amerika Serikat mengumumkan telah membeli sebagian besar pasokan global obat Gdile Science Remdesivir, yang terbukti mempercepat waktu pemulihan pasien COVID-19.

 

Tag: obat korona