7.000 Anak Indonesia Terinfeksi COVID-19
ERA.id - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 yang dipusatkan di RSUP dr. Hasan Sadikin (RSHS) berlangsung meriah walaupun diselenggarakan dalam suasana Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). HAN 2020 mengusung tema “Anak Terlindung, Indonesia Maju dengan tagline Anak Indonesia Gembira di Rumah”.
HAN di RSHS sendiri digelar oleh SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP dr. Hasan Sadikin/FK Universitas Padjajaran dan Ikatan Dokter Anak Indonesia Wilayah Jawa Barat.
Rangkaian acara dimulai dengan edukasi mengenai AKB pada Anak melalui berbagai media baik elektronik maupun cetak, edukasi cuci tangan 6 langkah WHO pada pasien anak, lomba foto fotografi dan poster yang diikuti oleh sekitar 190 peserta.
Ada pula webinar awam mengenai AKB anak yang diikuti oleh hampir 800 peserta, webinar medis mengenai Kesiapan AKB pada Anak yang diikuti oleh lebih dari 600 peserta, dan peresmian peluncuran Buku Bunga Rampai Corana Virus Disease dari Lahir Hingga Remaja karya SMF/Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP dr. Hasan Sadikin/FK Universitas Padjajaran oleh Plt. Dirjen Yankes Kemenkes.
Puncak peringatan HAN 2020 dihadiri secara virtual oleh Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), MARS mewakili Menteri Kesehatan RI. Prof Abdul Kadir bilang, peringatan Hari Anak Nasional dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal di masa pandemi COVID-19.
Lebih lanjut ia menyampaikan, berdasarkan data tanggal 22 Juli 2020, terdapat 91.751 kasus terkonfirmasi COVID-19 yang 8,1 persen atau sekitar 7.000 di antaranya adalah anak usia 0–18 tahun.
Menurutnya, pandemi COVID-19 berpengaruh besar terhadap upaya pemenuhan dan perlindungan hak anak. Selain dampak langsung infeksi pada anak, pandemi juga mempengaruhi akses anak ke fasilitas pelayanan Kesehatan. Sementara tenaga dan sumber daya kesehatan terserap untuk mendukung respons terhadap wabah.
Bagi orang tua, lanjut Abdul Kadir, kekhawatiran tertular dan kebijakan menjaga jarak fisik mungkin membuat mereka menunda imunisasi rutin. Jika demikian, maka banyak bayi baru lahir, anak, dan ibu mengandung yang berisiko tidak mendapatkan intervensi kesehatan yang penting bagi keselamatan mereka.
“Peringatan HAN ini merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan positif dalam rangka kepedulian terhadap perlindungan anak Indonesia dengan meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia baik orang tua, keluarga dan masyarakat terutama dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru pada anak,” ungkap Prof Abdul Kadir, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (23/7/2020).
Direktur Utama RSHS, dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK (K), M.Kes, MMRS menyampaikan apresiasi kepada seluruh dokter anak, para orangtua dan anak-anak Indonesia yang telah berjuang bersama menghadapi pandemi ini.
Nina sepakat bahwa penyakit COVID-19 bukan hanya mempengaruhi aspek kesehatan saja tetapi berdampak pada segala aspek. Hal ini merupakan masalah tersendiri bagi anak yang sedang mengalami tumbuh kembang.
Ia berharap AKB ini berdampak negatif bagi anak dengan berkurangnya kesempatan untuk bermain belajar dan berkreasi karena ditetapkan kebijakan jaga jarak dan belajar di rumah. “Kita semua mengharapkan anak-anak Indonesia tetap sehat dan kuat serta dapat melewati masa AKB dengan selamat,” tutur Nina.
Dalam peringatan HAN 2020 tersebut, berbagai pihak baik petugas kesehatan, orangtua dan anak-anak antusias mengikuti setiap kegiatannya. Selain dari kalangan internal, dukungan juga didapat Kementerian Kesehatan, Gubernur, Walikota, PP IDAI, IDI, Dinas Kesehatan Prov Jabar dan tokoh masyarakat ustaz Abdullah Gymnastiar.